Jakarta Terbuka Bagi Pendatang Baru
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan bahwa Jakarta terbuka bagi pendatang baru yang ingin mencari nafkah. Namun, diharapkan para pendatang tersebut memiliki modal dan keterampilan untuk bekerja.
"Orang mengadu nasib di Jakarta juga boleh. Tapi, harus tinggal sama saudara atau teman-teman di Jakarta. Kalau berhasil, kita izinkan tinggal di Jakarta, kalau enggak berhasil ya mesti pulang kampung," kata Basuki di Balai Kota, Senin (4/8).
Basuki Tjahaja Purnama menilai masih banyak peluang kerja di Ibu Kota seperti contohnya sebagai pembantu rumah tangga (PRT).
"Sebagian besar warga Jakarta terutama ibu-ibu berpesan kepada para PRT sebelum mudik, untuk membawa teman-temannya ke Jakarta untuk dipekerjakan sebagai PRT," kata dia.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengamati bahwa banyaknya PRT yang datang ke Jakarta relatif tidak menimbulkan persoalan.
Sebab, umumnya para pembantu rumah tangga dijamin tempat tinggalnya oleh para majikan sehingga tidak berdampak pada munculnya kawasan kumuh di Ibu Kota.
Pendatang Baru 68.000 Orang
Sementara Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menyebutkan jumlah pendatang baru usai perayaan Lebaran Idul Fitri 2014 mencapai sekitar 68.000 orang.
"Pendatang baru ada 68.000 orang ke Jakarta itu suatu proses urbanisasi dan tidak dilarang," kata Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Dwi Priyatno di Jakarta, Senin.
Dwi menegaskan proses urbanisasi tidak dilarang, namun akan menjadi permasalahan jika tidak memiliki pekerjaan dan melakukan tindak kriminal.
Jenderal polisi bintang dua itu menyatakan warga pendatang baru akan menjadi masalah sosial ketika terlibat pelanggaran hukum.
Dwi berharap instansi terkait melakukan proses seleksi atau operasi yustisi terhadap warga pendatang baru.
"Ada operasi yustisi itu domainnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kami `memback up`," ujar Dwi.
Terkait situasi keamanan selama Operasi Ketupat Jaya 2014, Dwi mengungkapkan kondisi DKI Jakarta nisbi kondusif.
"Angka gangguan kamtibmas dengan beberapa hari sebelumnya turun hampir 30 persen," ungkap mantan Kapolda Jawa Tengah itu.
"Tentunya partisipasi dan kesadaran masyarakat cukup meningkat," ucap Dwi.
Bahkan jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor menurun 15 persen dibanding tahun sebelumnya. (beritajakarta.com/Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...