Jalaluddin Rakhmat: Perlakukan ISIS Sebagai Penjahat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Penasehat Organization of Ahlulbayt for Social Support and Education (OASE), Jalaluddin Rakhmat mengatakan Pemerintah Indonesia harus memperlakukan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Negara Islam Irak dan Suriah yang ada di Indonesia sebagai penjahat. Penyebabnya, kelompok tersebut ingin berbuat jahat di Indonesia.
“Yang seharusnya dilakukan Pemerintah Indonesia adalah memperlakukan ISIS sebagai penjahat. Bila saya ahli hukum, saya punya seperangkat undang-undang yang meyakinkan hakim bahwa ISIS adalah penjahat dan harus ditangkap,” ucap Jalaluddin saat ditemui dalam diskusi “Umat Beragama & Kepercayaan Menolak ISIS Demi Keutuhan NKRI, di Galery Cafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (4/8).
Menurutnya, membiarkan pergerakan ISIS di Indonesia bukan sebuah pengertian demokrasi, karena gerakan kelompok tersebut sudah berkaitan dengan tindak kejahatan yang ingin merubah dasar negara.
“Demokrasi artinya membiarkan semua orang bebas bicara selama dia tidak ingin mengambil alih negara. Kini, bila ada orang yang ingin mengganti dasar negara Indonesia dari Pancasila, itu bukan lagi kebebasan berbicara tapi sudah dapat digolongkan perbuatan jahat terhadap negara,” tutur salah satu Anggota Legislatif terpilih untuk periode 2014-2019 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Oleh karena itu, ia berharap agar Pemerintah Indonesia melalui Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dapat melarang seluruh kegiatan yang dilaksanakan ISIS. Bila kegiatan tersebut berlanjut dan menyangkut kekuatan asing, ia berharap pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) dapat turun tangan.
“Kelompok dan kegiatan ISIS harus dianggap terlarang. Pemerintah melalui Polri harus bertindak demi menjaga keamanan negeri ini. Apabila nantinya sudah menyangkut kekuatan pasukan asing, TNI pun diharap dapat turun tangan,” ujar Jalaluddin.
Ajaran Bertolak Belakang
Sementara itu Pendeta HKBP Philadelphia, Palty Panjaitan menegaskan dirinya menolak kehadiran ISIS di Indonesia. Menurutnya paham yang dibawa kelompok tersebut bertolak belakang dengan ajaran Tuhan Yang Maha Kuasa, yang memerintahkan umatnya saling mengasihi sesama mahluk di muka bumi, bukan saling menyakiti.
"Saya menolak ISIS di Indonesia, apapun alasanya. Tuhan tidak pernah memerintahkan manusia membunuh orang lain, justru Dia mengajari untuk saling mengasihi sesama, orang lain. Kami menolak adanya paham ISIS di Indonesia," ucap Palty.
Menurut Palty, bukan hanya iblis yang dapat menghancurkan dunia ini, tapi juga manusia yang hanya membiarkan terjadinya kehancuran. Oleh karena itu, ia mengajak semua warga Indonesia saling mengasihi meski berbeda-beda dan tetap bersatu.
"Mari lah sama-sama berbuat, walau di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berbeda-beda tetap kita satu, sesama manusia saling mengasihi," kata dia.
Sejumlah tokoh agama yang ikut hadir di antaranya Mokhtar Pakpahan (Tokoh Buruh Indonesia), Maulana Zafrullah Pontoh (Jamaah Ahmadiyah Indonesia), Suprih Hartono (Presidium DPP Badan Koordinasi Organisasi-organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan YME), Bhikhu Garbha Virya (Vihara Mahavira Graha Pusat), Pdt. Syaeful Hamzah (Gereja Bethel Indonesia), Pdt. Dr. Phil Erari (Ketua Persatuan Gereja Indonesia), dan Pdt. Dr. Jerry Rumahlatu (Forum Masyarakat Kristiani Indonesia).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...