Jalani Hidup Sesuai Resep
Apakah saya membungkam nurani dan menghalalkan segala cara demi tujuan?
SATUHARAPAN.COM – Beberapa waktu lalu ayah saya mengirimkan pesan lewat salah satu messenger. Rupanya ia mempertanyakan kenapa beberapa hari ini saya tidak aktif berbincang di grup keluarga, tidak pernah update di BBM, bahkan tidak memberi kabar melalui obrolan pribadi. Beliau meminta saya meluangkan waktu untuk memelihara komunikasi dengan keluarga. Permintaan itu dapat saya maklumi karena saya adalah anaknya yang paling jauh merantau. Saya pun tersadar bahwa belakangan saya terlalu sibuk dengan diri sendiri sampai lupa bahwa keluarga merindukan saya.
Ayah saya pernah mengajarkan suatu analogi. Ia meminta saya membayangkan diri sedang berada di dapur untuk memasak nasi goreng. Apakah saya akan mengambil semua jenis bumbu dari tempat penyimpanan, mencampurnya di mangkok besar, kemudian memasak seluruhnya sekaligus? Meskipun saya berusaha keras dan menghabiskan biaya yang besar, masakan itu akan berakhir di tempat sampah.
Bagaimana jika saya mengikuti resep dengan hati-hati, menyiapkan bumbu-bumbu yang diperlukan saja, menakarnya dengan cermat, dan memasaknya sesuai instruksi? Saya yakin hasilnya akan lebih mendekati ekspektasi. Begitu pula dengan hidup. Saya membutuhkan perencanaan yang matang dan kesabaran untuk mengikuti langkah-langkah yang diperlukan.
Ketika saya memiliki cita-cita tinggi, tentu saya akan mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran saya ke sana. Namun, pada suatu waktu saya perlu berhenti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: Apakah saya mengorbankan kehangatan keluarga demi cita-cita? Apakah saya telah mengabaikan tanggung jawab sosial karenanya? Apakah kesibukan itu membuat saya lupa akan Sang Pencipta? Apakah saya membungkam nurani dan menghalalkan segala cara demi tujuan?
Jika jawabannya ya, rasanya saya perlu menengok buku resep lagi. Saya mungkin mendaki tangga menuju kesuksesan. Tetapi, dengan meninggalkan semua di bawah atau bahkan menginjak orang lain untuk naik ke posisi yang lebih tinggi, saya akan berdiri seorang diri di puncak. Sorak-sorai kekaguman mungkin terdengar sayup dari bawah, namun tidak ada seorang pun yang menemani saya. Dengan demikian, kebahagiaan yang diharapkan datang bersama dengan kesuksesan akan kehilangan sebagian artinya.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...