"Jangan Jadikan Otda Kambing Hitam Masalah di Indonesia"
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Peneliti bidang Ekonomi dan Otonomi Daerah (Otda) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syarif Hidayat mengatakan Otda senantiasa dijadikan kambing hitam dari berbagai persoalan yang terjadi di daerah. Menurut dia, hal tersebut terjadi karena pemahaman atas konsep dan implemenatasi kebijakan desentralisasi lebih didasarkan pada penggalan peristiwa.
“Otda senantiasa dijadikan kambing hitam atas berbagai persoalan yang terjadi di daerah, seperti kasus korupsi, kemiskinan, dan lain sebagainya disebut sebagai kesalahan Otda. Itu terjadi karena pemahaman atas konsep dan implemenatasi kebijakan desentralisasi lebih didasarkan pada penggalan peristiwa,” kata Syarif dalam Seminar Politik dan Pemerintahan Fraksi Partai Nasdem DPR 'Membedah Pelaksanaan Otonomi Daerah dalam Memperkuat Pemerintahan Daerah dan Demokrasi di Indonesia', di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (10/4).
Menurut dia seharusnya Otda dipahami berdasarkan rangkaian peristiwa, bukan penggalan peristiwa, sebab permasalahan otda sudah ada sejak jaman kemerdekaan Republik Indonesia, bukan hanya sejak runtuhnya era Orde Baru.
“Sering kita menganggap bahwa saat ini adalah era otda dan kita merasa bahwa Otda itu baru ada sejak tahun 1999,” tutur Syarif.
Peneliti bidang Ekonomi dan Otda LIPI itu berpandangan, bila pemikiran seperti itu terus berkembang maka bangsa Indonesia tidak akan bisa menemukan ramuan atau obat yang tepat untuk mengatasi persoalan Otda. “Selama kita memahami Otda lewat penggalan peristiwa, maka selama itu juga kita tidak akan bisa menemukan akar persoalan otda serta obatnya,” kata Syarif.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...