Jangan Jemu Berbuat Baik!
SATUHARAPAN.COM – Dalam surat kepada warga jemaat di Tesalonika, Paulus menulis: ”Janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.” (2Tes. 3:13). Lakukan apa yang baik. Tak hanya sekali atau dua kali. Paulus menasihati untuk tidak bosan melakukan kebaikan.
Persoalannya sering di sini: manusia sering menjadi patah semangatnya saat menyadari, kebaikannya dianggap sepi, bahkan disalahtafsirkan, orang lain. Dalam hal ini Paulus mengingatkan agar kita tidak bosan melakukan apa yang baik. Tetap bertahan melakukan kebaikan memang bukan hal gampang. Akan tetapi, hanya dengan cara beginilah orang akan ikut-ikutan melakukan apa yang baik. Kebaikan itu menular.
Dan salah satu tindakan yang baik adalah menjaga lidah kita. Kepada para murid-Nya Yesus menekankan pentingnya menggunakan hikmat Allah sendiri. Di sini Yesus menegaskan agar saat bicara, para murid tidak mengandalkan hati atau pikiran sendiri, tetapi di atas semuanya itu mereka perlu menggunakan hikmat yang berasal dari Allah. (Luk. 21:13-15).
Memang Lidah tak bertulang. Karena itu, baiklah kita memohon hikmat dari Allah sendiri: agar kata-kata kita itu meski bernada teguran tidak menyinggung perasaan; agar kata-kata kita itu meski bernada nasihat, tak terkesan menggurui; agar kata-kata itu mampu meneguhkan, tanpa kesan menganggap rendah. Sekali lagi, bukan persoalan mudah. Kita perlu hikmat Allah.
Yang tidak boleh dilupakan, bicara soal kata, baiklah kita menjadi pelaku apa yang kita katakan. Kita perlu menjadi pribadi yang walk the talk: melakukan apa yang kita katakan! Jika tidak, apa yang keluar dari mulut kita hanya akan menjadi bahan tertawaan orang lain. Walk the talk jugalah cara terampuh untuk memasyhurkan nama Tuhan.
Editor : Yoel M Indrasmoro
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...