Jangan Kompetisikan Yasmin di Pilpres
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Juru Bicara Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin, Bona Sigalingging mengharapkan agar permasalahan yang kini sedang menimpa tempat beribadah GKI Yasmin di Kota Bogor tidak dijadikan bahan kompetisi Calon Presiden (Capres) Republik Indonesia 2014 untuk merebut simpati masyarakat dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.
“Kasus GKI Yasmin bukanlah sesuatu yang dapat dikompetisikan, misalnya bila capres A menang maka GKI Yasmin akan dibuka, tapi kalau capres B yang jadi presiden, GKI Yasmin tidak dibuka,” ucap Bona, dalam jumpa pers yang mengangkat tema Perhatian Pelapor Khusus PBB tentang Kebebasan Berkumpul dan Beroganisasi PBB, Mr. Maina Kiai, tentang Pelanggaran Hak Berkumpul Minoritas Agama di Indonesia, di Kantor Human Rights Working Group, Jakarta, Selasa (10/6).
Hal tersebut diucapkan Bona guna menanggapi perkataan adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, saat menjadi narasumber dalam acara Diskusi Publik Gereja Mendengar Visi Misi Capres 2014, yang diselenggarakan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, di Aula Sekolah Tinggi Teologia Jakarta, pada Senin (2/6).
Dalam acara tersebut, Hashim mengatakan bila Prabowo menjadi presiden, capres dari Gerindra itu akan memerintahkan Kapolri (Kepala Kepolisian Republik Indonesia) untuk membuka kembali GKI Yasmin.
Menanggapi perkataan atau janji tersebut, Bona mengingatkan bahwa level putusan Mahkamah Agung (MA) dan Ombudsman Republik Indonesia lebih tinggi dibandingkan janji ataupun jualan capres dalam masa kampanye Pilpres 2014 ini.
“Putusan MA dan Ombudsman Republik Indonesia adalah perintah hukum pada semua capres. Jadi tempat ibadah GKI Yasmin harus dibuka sesuai dengan hukum dan konstitusi yang berlaku, siapapun presiden masa depan Indonesia," tutup Bona.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...