Jelang Imlek Pengrajin Barongsai Ramai Pesanan
BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Menjelang perayaan Imlek 2567 kostum barongsai ramai pemesan. Salah satunya di tempat pembuatan kostum barongsai milik Deni Lilihambali yang terletak di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Jawa Barat.
“Saya sudah 16 tahun membuat kostum barongsai sampai sekarang. Awalnya karena saya juga pemain barongsai sampai sekarang, dan akhirnya belajar cara membuat barongsai secara otodidak,” kata Deni kepada satuharapan.com.
Dia menambahkan, barongsai menjelang Imlek sudah ramai dipesan sejak bulan November tahun kemarin. “Beberapa saya tolak, karena banyaknya pesanan, dan waktunya sudah mepet.”
Barongsai yang dibuatnya terdiri dari dua karakter wajah, yaitu Foshan dan Hok Shan. Keduanya bisa dibedakan dari bentuk mulutnya. Singa Hok Shan biasanya mulutnya rata, sedangkan Foshan mulutnya sedikit melengkung.
Barongsai dibuat dari bahan dasar kerangka rotan yang dilapisi dengan kertas roti. Lalu dilapisi lem perekat supaya mengeras. Setelah bentuknya jadi, selanjutnya disemprot dengan berbagai cat pewarna berdasarkan permintaan dari pemesan. Setelah kering, barongsai diberi hiasan berbagai asesoris seperti pemasangan bola mata yang diberi lampu, dan bentuk rambut serta alis dari bulu domba dan juga kelinci.
“Asesoris barongsai seperti bola mata, bulu domba dan bulu kelinci kita pesan langsung dari luar,” kata Deni.
Tidak hanya barongsai, Deni bersama dengan lima karyawannya juga membuat kostum liong atau naga yang panjangnya bisa mencapai 50 meter. Pengerjaan kostum-kostum tersebut bervariatif, untuk barongsai sepanjang dua meter biasanya kurang dari satu minggu sudah selesai dan siap dikirim, sedangkan untuk liong bisa sampai dua minggu. "Tergantung cuaca, apalagi sekarang musim penghujan," katanya.
Barongsai buatan Deni dibandrol Rp 5.000.000, dan untuk kostum liong dibandrol Rp 7.000.000. Itu belum termasuk ongkos pengiriman. Deni mengatakan barongsai hasil produksinya selama ini sudah dikirim hampir ke seluruh wilayah di Indonesia, mulai dari Papua sampai dengan Sabang. Selain di dalam negeri, pada tahun 2012 lalu, produksi barongsainya juga sempat dikirim ke Arab Saudi dan juga Jerman, melalui lembaga pendidikan.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...