Jelang Natal, Istana Masih Temukan Ancaman Terorisme
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Republik Indonesia meminta masyarakat tetap waspada pada ancama teror yang muncul jelang perayaan Hari Natal 2015 dan Tahun Baru 2016. Sejumlah bukti adanya ancaman jelang dua perayaan hari besar itu masih bermunculan.
"Kita tidak boleh lengah karena ancaman ini masih ada. Dalam dokumen yang sudah terpantau misalnya, ada dokumen mengenai pengantin baru atau akan ada konser," kata Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Senin (21/12).
Dia menagatakan istilah ‘konser’ atau ‘pengantin’ merujuk pada adanya aksi yang akan dilakukan kelompok teror. Selain itu, pemeritnah sudah mendapatkan laporan dari Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) bahwa bukti yang dibutuhkan sudah cukup untuk menilai ancaman tersebut masih ada.
"Bukti-bukti itu cukup, bukti inisiasi para pelaku, peralatan dan skema serta tempat," katanya.
Untuk mencegah terjadinya terror di hari Natal, Pramono, mengatakan Presiden Republik Indoneia, Joko Widodo, telah menginstruksikan peningkatan keamanan dan jumlah satuan Polri yang diterjunkan. Presiden, menurut Pramono, juga mengharapkan keterlibatan masyarakat dalam mengantisipasi aksi teror saat Natal.
"Secara khusus, Presiden meminta Kapolri untuk meningkatkan kewaspadaan dalam rangka adanya potensi ancaman itu," katanya.
Selain itu, Presiden, menurut Pramono, tetap meminta penanganan aksi teror tidak hanya dilakukan dengan pendekatan keamanan. Menurut dia, pendekatan secara budaya, pendidikan, keagamaan, dan kesejahteraan juga penting karena dianggap lebih efektif.
"Itulah yang dilakukan pemerintah saat ini," tutur Pramono.
Editor : Bayu Probo
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...