Jemaah Diimbau Tidak Banyak Keluar Tenda Arafah
MEKKAH, SATUHARAPAN.COM – Jemaah calon haji di Indonesia diimbau tidak banyak keluar tenda saat berada di Padang Arafah baik pada Selasa maupun Rabu ketika puncak wukuf pada 9 Zulhidjah.
"Selama di Arafah hendaknya mereka ada di dalam tenda saja. Jangan kemudian banyak keluar tenda, apalagi ke Jabal Rahmah atau Masjid Namira, itu terlalu jauh," kata Kepala Satuan Operasional Arafah-Mudzalifah-Mina (Armina) Abu Haris Mutohar, di Mekkah, Arab Saudi, Senin (21/9).
Pada hari Selasa pagi pukul 07.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar pukul 11.00 WIB, jemaah Indonesia secara bertahap akan diberangkatkan ke Arafah untuk persiapan puncak wukuf pada hari Rabu ( 23/9).
Ia mengatakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menyediakan fasilitas yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, antara lain pendingin udara dalam tenda, fasilitas karpet yang lebih bagus, serta fasilitas katering.
"Di Muzdalifah juga sebaiknya senantiasa berada di lingkungan masing-masing, jangan menyebar kemana-mana, karena di sana antara Maktab yang satu dengan yang lain berbaur, tidak ada sekat," kata Abu Haris.
Ia khawatir bila jemaah menyebar dan keluar dari kelompoknya akan tersesat dan terpisah dari rombongan mereka.
Sementara, ketika di Mina, pihaknya menyiapkan tiga pos utama Muaisim, Jamarat, dan Azizizah, untuk meminimalisir jemaah mengalami kebingungan saat menuju jamarat untuk melakukan lontar jamrah atau ketika kembali ke tenda masing-masing.
"Selama di Mina memang jemaah akan keluar tenda menuju Jamarat untuk pelontaran jamrah, kami menyiapkan pos-pos untuk melokasir meraka di wilayah Jamarat sampai Aziziah," kata dia.
Satuan Operasi Armina yang dipimpinnya dibantu oleh tenaga keamanan dari TNI sebanyak 29 orang dan dari Polri sebanyak 22 orang.
"Sebanyak 51 petugas keamanan dari TNI dan Polri dikerahkan untuk mengamankan jemaah selama proses puncak haji," katanya.
Muhasabah
Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin juga mengimbau jemaah memanfaatkan wukuf di Arafah bermuhasabah dan introspeksi diri.
"Saat Arafah, jemaah diminta untuk wukuf (diam), maksudnya merenung, introspeksi, muhasabah terhadap keberadaannya sebagai manusia sehingga bisa sampai pada pengenalan terhadap Tuhannya setelah dia mampu mengenali dirinya," kata dia. (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...