Jepang Alokasikan Anggaran Bangun Wilayah Terdampak Gempa
KYUSHU, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe memberi instruksi Menteri Keuangan Taro Aso menyusun anggaran tambahan untuk membangun kembali daerah-daerah yang terkena dampak serius gempa bumi kuat di Pulau Kyushu.
“Kita harus terus mengambil inisiatif dan merespon lebih fleksibel terhadap situasi dengan kebutuhan mereka yang terdampak gempa,” kata Abe saat pertemuan dengan beberapa pejabat pemerintah daerah di Pulau Kyushu, seperti diberitakan Japan Times, hari Minggu (24/4).
Dalam pertemuan dengan pejabat pemerintah tersebut, Abe juga menunjukkan Jepang akan memberi anggaran ekstra untuk membantu korban bencana membangun kembali usaha mereka dan puing-puing yang jelas dari gempa.
“Anggaran tambahan untuk fiskal 2016 diperkirakan berjumlah beberapa ratus miliar yen,” kata sumber pemerintah.
Dalam pertemuan yang sama, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Liberal Jepang, Sadakazu Tanigaki mengemukakan proses rekonstruksi harus selesai sebelum kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi Group of 7 (KTT G7) yang berlangsung pada Rabu sampai dengan Kamis (25-26/4) di Prefektur Mie, Jepang.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Transportasi Jepang, Keiichi Ishii mengatakan kendaraan akan dapat mengakses semua bagian dari Kyushu Expressway pada akhir bulan April 2016.
Kyushu Expressway adalah salah satu jalan raya bebas hambatan dan menghubungkan beberapa kota di Jepang.
Abe menjelaskan bencana tersebut dikategorikan ekstrem, sehingga pemerintah akan memberikan bantuan khusus, seperti subsidi yang besar untuk restorasi.
Sementara itu, sumber-sumber pemerintah mengatakan Kementerian Pendidikan mengeluarkan pernyataan resmi bahwa akan menambah dana mempekerjakan konselor sekolah untuk menyediakan layanan dukungan psikologis kepada anak-anak yang terkena dampak.
Dalam catatan Kementerian Pendidikan Jepang 99 unit sekolah menengah pertama dan beberapa kantor instansi pendidikan di Prefektur Kumamoto, Jepang.
Pemerintah Prefektur Kumamoto mempertimbangkan meningkatkan jumlah konselor di sekolah-sekolah yang terdampak gempa dan mencari staf konselor dari prefektur lainnya di Jepang.
Menteri Pendidikan Hiroshi Hase baru-baru ini mengatakan anak-anak yang tinggal di wilayah terdampak gempa membutuhkan dukungan pendidikan dan sosial untuk mencegah keterlambatan dalam mengembangkan kemampuan akademik mereka.
Dalam catatan Japan Times, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Prefektur Kumamoto sampai dengan hari Minggu (24/4) sebanyak 48 orang.
11 orang diduga meninggal dunia karena masalah kesehatan yang dipicu oleh stres dan kelelahan. Dua orang masih belum ditemukan. Puluhan ribu orang yang mengungsi dari rumah mereka masih belum bisa kembali, setelah berlindung di pusat kebugaran dan fasilitas lainnya diubah menjadi tempat penampungan sementara. Selain itu, sejumlah orang masih tinggal di kendaraan pribadi.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...