PM Jepang Hibur Korban Gempa di Pengungsian
KUMAMOTO, SATUHARAPAN.COM – Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe menghibur para pengungsi yang ada di kota Minamiaso, Prefektur Kumamoto, Jepang. Abe meminta para pengungsi tetap tenang dan tidak terus larut dalam kesedihan.
“Saya tahu Anda khawatir tentang gempa susulan, tapi (pemerintah) benar-benar memperhatikan anda semua,” kata Abe dalam percakapan dengan seorang pengungsi, di penampungan sementara di kota Minamiaso, Prefektur Kumamoto, Jepang. seperti diberitakan Japan Times, hari Minggu (24/4).
Abe menggunakan kesempatan tersebut untuk mendorong petugas penyelamat yang berhubungan dengan wilayah tedampak bencana dan melakukan survei terus-menerus di wilayah yang terkena gempa di Mashiki dan Minamiaso, selain itu memastikan adanya sarana helikopter yang juga bisa berfungsi sebagai rumah sakit.
Abe memberi nasihat kepada warga Jepang di kota dan prefektur yang lain, apabila hendak menengok keluarga di Prefektur Kumamoto yang terdampak gempa ada baiknya menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu.
Dalam pertemuan dengan Gubernur Kumamoto Ikuo Kabashima, Abe berjanji pemerintah pusat akan melakukan yang terbaik untuk membantu meringankan kecemasan korban terdampak gempa.
Di sisi lain Kabashima meminta dukungan pemerintah pusat Tokyo agar memperbaiki Kastil Kumamoto yang digunakan warga setempat sebagai tempat peribadatan. “Kastil ini menderita kerusakan besar di ubin, atap dan dindingnya,” kata Kabashima.
Kunjungan Abe ke Kumamoto bertepatan dengan dimulainya kembali layanan kereta peluru Kyushu Shinkansen Line yang menghubungkan Kumamoto dan Stasiun Hakata. Layanan kereta peluru tersebut juga menghubungkan Prefektur Fukuoka dan Prefektur Kumamoto yang sempat terhalang oleh gempa.
Seluruh layanan di jalur kecepatan tinggi dihentikan saat gempa pertama menghantam daerah terdampak gempa hari Kamis (14/4), saat itu terdapat satu gerbong kereta tergelincir di Stasiun Kumamoto dan fasilitas kereta api porak-poranda.
Dalam catatan Japan Times, hari Minggu (24/4) sebanyak 48 orang meninggal dunia akibat gempa di Prefektur Kumamoto dan sekitarnya. Sebelas orang lain yang diduga telah meninggal karena masalah kesehatan yang dipicu oleh stres dan kelelahan.
Dua orang masih belum ditemukan. Puluhan ribu orang yang mengungsi dari rumah mereka masih belum bisa kembali, saat ini banyak kebugaran dan fasilitas lainnya diubah menjadi tempat penampungan sementara. Selain itu, sejumlah orang masih tinggal di kendaraan pribadi.
Menurut AFP satu pekan lalu saat terjadi gempa pertama di prefektur tersebut, Badan Meteorologi Jepang (Japanese Meteorological Agency) sempat mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah pesisir barat Pulau Kyushu, gempa tersebut terjadi hari Kamis (14/4) berkekuatan 6,5 skala richter (SR). Gempa besar kedua yang terjadi 7,3 SR pada Sabtu (16/4). Badan Meteorologi Jepang juga mencatat sejumlah gempa susulan mengguncang area tersebut. (japantimes.co.jp/ AFP).
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...