Jepang dan Tiongkok Rebutan Proyek, Ramli: Kita Senang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyebut rebutan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung ini seperti seorang gadis diperebutkan dua pemuda.
“Karena kompetisinya ketat sekali, China (Tiongkok) juga ingin mendapatkan proyek ini, Jepang juga. Kalau Indonesia sih senang berkompetisi. Bagaikan gadis cantik diperebutkan oleh dua pemuda,” kata Rizal usai bertemu dengan Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Hiroto Izumi di kantor Kemenko Maritim dan Sumber Daya Jalan M.H Thamrin Jakarta Pusat, hari Rabu (26/8).
Rizal mengungkapkan bahwa kedatangan delegasi Jepang tersebut untuk membahas rencana pengembangan kemaritiman dan proyek kereta api cepat jurusan Jakarta-Bandung dengan jarak 200 km dan bisa dicapai dalam waktu 36 menit saja.
Terkait dengan proyek tersebut, Rizal menyatakan Tiongkok juga mengincar hal yang sama dengan Jepang dan rencananya akan bertemu dengan Duta Besar Tiongkok awal pekan ini.
“Hari Senin (31/8) Duta Besar Tiongkok akan ketemu saya di sini (Kantor Kemenko Maritim). Kita adu siapa yang paling menguntungkan di Indonesia. Dan mohon maaf, saya tidak peduli siapa backing-nya,” kata dia.
Rizal menyatakan bahwa tidak akan sembarangan memutuskan siapa yang berhak menjalankan proyek ini. Dia ingin kompetisi antara Jepang dan Tiongkok melalui proses yang terbuka dan adil agar Indonesia mendapatkan manfaatnya semaksimal mungkin.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Rizal dalam proyek ini. Pertimbangan yang pertama adalah teknologi dan keamanan.
“Karena ini kereta api cepat, dari segi teknologi dan keamanan sangat penting. Kemudian, yang kedua dari segi pembiayaan. Murah tidak bunganya, ada macam-macam persyaratan, jaminan atau tidak nantinya, bagaimana tenornya dan terms (ketentuan) dalam pinjaman.”
Kemudian, pertimbangan yang ketiga adalah kandungan lokal yang tinggi agar memiliki nilai tambah untuk industri Indonesia itu tinggi.
“Kita ingin melihat negara mana yang menawarkan lokal konten setinggi mungkin,” kata dia.
Lalu pertimbangan yang keempat adalah bagaimana kerja sama operasinya. Rizal mengungkapkan bahwa mungkin di awal pengoperasian akan dikerjakan oleh Jepang atau Tiongkok (tergantung siapa yang mendapat proyek). Tapi, dia ingin bahwa pengoperasian kereta api cepat itu juga secepatnya dilakukan oleh orang Indonesia.
“Supaya ada transfer teknologi,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Izumi menyambut baik prinsip yang dikemukakan oleh Rizal. Menurutnya, kerja sama ini dilakukan untuk memperdalam hubungan antara Indonesia dan Jepang.
“Soal kereta cepat, saya mengatakan kepada Bapak Menko, Jepang ingin melakukan kerja sama dengan Indonesia, untuk rakyat Indonesia. Dan kereta cepat itu dioperasikan oleh Indonesia. Untuk itu, kami ingin kerja sama dengan Indonesia. Seperti disampaikan oleh Pak Menko, memang akan diputuskan dengan keadilan, transparansi dan keterbukaan. Kami sangat menyambut baik dengan prinsip seperti itu. Kami ingin perdalam hubungan Indonesia-Jepang lebih lanjut,” kata dia.
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...