Jepang Luncurkan Unit Informasi Anti Teror Baru
JEPANG, SATUHARAPAN.COM – “Jepang meluncurkan unit diplomatik baru Minggu ini untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang terorisme internasional, mengingat serangan terhadap warga kami di luar negeri dan serangan teroris bulan lalu di Paris,” kata pejabat pemerintah Jepang, hari Senin (7/12).
Pemenggalan dua warga Jepang awal tahun ini diklaim oleh kelompok ISIS, dan kematian 10 orang lain dalam krisis sandera di Aljazair pada 2013 telah menyoroti kerentanan orang Jepang di luar negeri.
Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, mengatakan unit baru dalam kementerian luar negeri akan fokus mengumpulkan dan menganalisis informasi.
"Kami akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah terorisme dan melindungi warga Jepang dari bahaya," Suga mengatakan dalam konferensi pers rutin.
"Unit tersebut mulai beroperasi pada hari Selasa dengan 40 personel, 20 personel berbasis di Tokyo, dan 20 lainnya berbasis di Jepang untuk misi diplomatik luar negeri," kata salah seorang pejabat.
40 personel itu berkonsentrasi pada empat wilayah geografis, yaitu Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Barat.
“Pemerintah Jepang merencanakan untuk memulai pengoperasian unit pada bulan April 2016 mendatang, tetapi serangan teroris besar baru-baru ini di Paris, membuat tanggal pengoperasian diajukan,” kata seorang diplomat Jepang.
Hingga beberapa tahun terakhir, Jepang hampir tidak terpengaruh oleh terorisme internasional, meskipun ada beberapa insiden di masa lalu, termasuk ketika salah satu pesawat yang dibajak pada tahun 1970-an oleh sekelompok domestik yang bersekutu dengan faksi Palestina di Timur Tengah.
Suga juga menyatakan solidaritas Jepang dengan Amerika Serikat, tak lama setelah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, memberikan pidato yang bertekad untuk menumpas ISIS.
Suga menambahkan bahwa Tokyo akan bekerja sama dengan AS dan negara-negara lain untuk mencegah aksi terorisme.
Jepang telah mengambil langkah-langkah lain dalam beberapa tahun terakhir untuk meng-upgrade kemampuan pengumpulan intelijen, termasuk meluncurkan satelit untuk memantau Korea Utara, yang telah melakukan uji coba nuklir, dan secara rutin telah mengancam Jepang.
Jepang juga membuat titik yang menunjukkan tingkat keamanan dalam persiapan menjadi tuan rumah KTT G7 pada bulan Mei 2016, sekaligus tuan rumah Olimpiade musim panas tahun 2020. (ahram.org.eg)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...