DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
02:25 WIB | Minggu, 24 November 2013
Jepang Protes China atas Zona Pertahanan Udara di Wilayah Sengketa
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Jepang menilai sangat berbahaya langkah Beijing dengan mendirikan sebuah "zona identifikasi pertahanan udara" di wilayah meliputi pulau-pulau sengketa.
Garis besar zona baru, yang ditunjukkan situs kementerian dan akun Twitter media negara (pic.twitter.com/4a2vC6PH8O), mencakup wilayah yang luas dari Laut China Timur antara Korea Selatan dan Taiwan yang meliputi pulau-pulau sengketa yang dikenal sebagai Senkaku oleh Jepang dan Diaoyou oleh China.
Kemudian kementerian pertahanan China mengirim jet tempur berpatroli pada hari Sabtu (23/11) di zona yang baru didirikan.
Junichi Ihara, kepala biro urusan Asia dan Oseania kementerian luar negeri Jepang, mengajukan protes melalui telepon ke Han Zhiqiang, menteri di Kedutaan Besar China di Jepang, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Dia mengatakan Jepang "tidak pernah menerima zona yang didirikan oleh China" karena mencakup pulau-pulau yang masuk wilayah Jepang, kata pernyataan itu.
Ihara juga mengatakan kepada pihak China bahwa langkah tersebut akan membuat ketegangan antara Tokyo-Beijing "meningkat".
Akitaka Saiki, wakil menteri luar negeri Jepang, berencana memanggil duta besar China untuk Jepang, Cheng Yonghua, pada Senin (25/11) untuk menjelaskan posisi Jepang pada masalah ini, kantor berita Kyodo melaporkan.
Bersama dengan pembangunan zona di Laut China Timur, kementerian pertahanan China mengeluarkan serangkaian aturan identifikasi pesawat yang harus diikuti oleh semua pesawat yang memasuki wilayah tersebut, di bawah hukuman intervensi militer.
Pesawat diwajibkan menginformasikan rencana penerbangan, secara jelas memberitahu kewarganegaraan, dan menjaga komunikasi radio dua arah yang memungkinkan mereka untuk merespons secara tepat waktu dan akurat terhadap penyelidikan identifikasi dari pemerintah China.
Pasukan China akan mengadopsi langkah-langkah darurat defensif untuk merespons pesawat yang tidak bekerja sama dalam indentifikasi tersebut atau menolak mengikuti instruksi, menurut kementerian pertahanan China.
Zona tersebut mulai beroperasi pada Sabtu (23/11) pukul 10:00 waktu setempat. (aljazeera.com)
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...