AS Khawatirkan Pembangunan Zona Pertahanan Udara China
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat “sangat khawatir” dengan rencana China untuk membangun sebuah “zona identifikasi pertahanan udara” di Laut China Timur yang termasuk dalam kepulauan sengketa, kata Menteri Luar Negeri John Kerry pada Sabtu (23/11).
Dalam sebuah langkah yang meningkatkan ketegangan antara China dan Jepang, kementerian pertahanan Beijing mengatakan bahwa pihaknya tengah membangun zona untuk “menjaga potensi ancaman udara.”
Mereka kemudian mengerahkan jet angkatan udara, termasuk pesawat tempur, untuk melakukan misi patroli pada Sabtu di zona yang baru dibangun tersebut.
Tokyo menyebut langkah tersebut “sangat berbahaya.”
“Tindakan sepihak ini merupakan sebuah upaya untuk mengubah status quo di Laut China Timur,” ujar Kerry dalam sebuah pernyataan saat melakukan kunjungannya di Jenewa.
“Tindakan itu hanya akan meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut dan menciptakan risiko timbulnya insiden.”
Garis besar zona, yang ditampilkan di situs kementerian pertahanan China dan akun Twitter media pemerintah (pic.twitter.com/4a2vC6PH8O), mencakup wilayah luas dari Laut China Timur antara Korea Selatan dan Taiwan yang meliputi wilayah udara di atas pulau-pulau yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China – yang berada di bawah kekuasaan Tokyo.
“Kebebasan penerbangan dan penggunaan sah wilayah laut dan udara sangat penting untuk kemakmuran, stabilitas dan keamanan di Pasifik,” kata Kerry.
Dia menekankan bahwa Amerika Serikat tidak mendukung upaya penerapan zona identifikasi udara untuk pesawat asing yang tidak berniat untuk memasuki wilayah udara nasional negara itu.
“Kami mendesak China untuk tidak menerapkan ancamannya dengan mengambil tindakan terhadap pesawat yang tidak mengidentifikasi diri mereka atau mematuhi perintah dari Beijing,” tambah Kerry.
“Kami telah mendesak China untuk berhati-hati dan menahan diri, dan kami berkonsultasi dengan Jepang serta pihak-pihak lain yang terkena dampak tersebut, di seluruh kawasan.”
Diplomat AS itu juga menyerukan “masa depan yang lebih kolaboratif dan kurang konfrontatif di Pasifik.”(AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...