Jepang Sumbang Investasi Sektor Sekunder ke Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Jepang berkontribusi besar dalam investasi pada sektor sekunder.
“Sebanyak 90 persen investasi Jepang bergerak di sektor manufaktur, industri ototmotif mencakup setengah nilai investasi Jepang di Indonesia,” kata Deputi Bidang Promosi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Himawan Hariyoga pada CEO Gathering: Investment Economic Outlook 2015 di Ruang Nusantara, Gedung BKPM, Jakarta, Kamis (12/2).
“Perusahaan-perusahaan Jepang banyak berkontribusi dalam investasi logam, industri mesin, kimia tekstil dan makanan,” Hariyoga menambahkan.
Hariyoga mengatakan dalam lima tahun mendatang BKPM menargetkan realisasi investasi masuk dari Jepang dengan nilai lebih dari Rp 3.500 triliun atau sekitar US$ 294 miliar.
“Realisasi investai di Indonesia, tahun 2015 kami memiliki target pertmbuhan investasi 12,2 persen dan kami harap akan mencapai 30 persen pada 2019 kami memperkirakan sektor sekunder tetap akan mendorong investasi sektor sekunder, hingga kontribusi mencapai 55,5 persen pada 2019,” Hariyoga menjelaskan.
Himawan Hariyoga menjelaskan demikian di hadapan 200 investor asal Jepang yang telah menyatakan minat berinvestasi di Indonesia.
Pemilihan Jepang sebagai fokus pada dewasa ini didasarkan pada fakta bahwa dalam kurun waktu lima tahun ini Jepang merupakan salah satu negara dengan nilai investasi terbesar di Indonesia.
“Mudah-mudahan investor dari Jepang dapat mengerti tentang kebijakan dan peluang investasi di sektor infrastruktur dan manufaktur di seluruh Indonesia,” kata Hariyoga.
Pada acara ini dihadiri perwakilan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Yusuke Shindo, Wakil Presiden Kamar Dagang Jepang untuk Hubungan Internasional Mitsutoshi Okabe.
Beberapa waktu lalu Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Hiroshi Watanabe mengatakan pemerintah Jepang siap membantu pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Kami siap meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan JBIC di bidang pengembangan infrastruktur, makroprudensial, manajemen risiko, dan sektor energi," kata Gubernur JBIC Hiroshi Watanabe seusai menggelar pertemuan dengan Menteri Keuangan dan memaparkannya di hadapan para pewarta di Gedung Djuanda I, Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (20/1).
Watanabe mengemukakan dalam pengembangan infrastruktur pihaknya juga akan mengambangkan dialog dengan kementerian lain yang terkait dengan kondisi infrastruktur guna mengetahui investor atau perusahaan yang tepat untuk membangun kerja sama secara kemitraan pemerintah dan swasta.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...