Jerman akan Kirim Persenjataan Bantu Kurdi Lawan NIIS
BERLIN, SATUHARAPAN.COM –Jerman akhirnya bergabung dengan Amerika Serikat dan tujuh negara lain dalam mempersenjatai pejuang Kurdi di Irak utara untuk melawan militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) yang terus memperluas pergerakannya dan mengancam Timur Tengah.
Persenjataan yang akan diberikan adalah roket anti-tank, ribuan senapan serbu, granat tangan, kacamata malam, dapur lapangan dan tenda.
<"Pengiriman senjata cukup untuk memasok sebuah brigade dengan 4.000 personil tentara," kata Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen, Minggu (31/8).
Pengiriman senjata ini melanggar kebijakan pasca-perang Jerman dimana tidak boleh mengirim senjata ke daerah konflik, Kanselir Angela Merkel mengatakan Irak utara adalah "pengecualian" karena sifat kekerasan NIIS yang sebelumnya menamakan diri Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Kehidupan jutaan orang, stabilitas Irak dan seluruh wilayah dan ... karena tingginya jumlah pejuang asing, keamanan kita di Jerman dan Eropa sedang terancam," kata pernyataan pemerintah, hasil diskusi Angela Merkel dengan beberapa menterinya membahas bantuan ke Kurdi.
"Ini adalah tanggung jawab kemanusiaan dan untuk kepentingan keamanan kita untuk membantu mereka yang menderita dan untuk menghentikan NIIS."
Jerman, seperti negara-negara Eropa lainnya, prihatin dengan warga Muslim radikalnya yang saat ini ikut berjuang di Timur Tengah dan berpotensi mengancam keamanan dalam negeri jika mereka pulang.
Intelijen Jerman memperkirakan setidaknya 400 warga negara Jerman telah bergabung dengan NIIS. Kepala badan intelijen dalam negeri mengatakan ada bukti bahwa lima warga Jerman melakukan serangan bunuh dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya Jerman hanya mengirim bantuan kemanusiaan untuk warga Kurdi Irak serta peralatan defensif seperti helm dan pelindung tubuh, tapi tanpa senjata.
Amerika Serikat mengajak dunia internasional melawan NIIS, yang telah menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah. NIIS juga menyatakan perang terbuka melawan Barat dan mengumumkan kekhalifahan di jantung dunia Arab.
Dari hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa masyarakat Jerman tidak berkeinginan negaranya terlibat dalam konflik di Timur Tengah dan Merkel menegaskan tidak akan mengirim pasukan tempur di sana. (alarabiya.net/Reuters)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...