Jerman Bantu Ukraina 1.000 Senjata Anti Tank
BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Jerman akan memasok Ukraina dengan 1.000 senjata anti tank dan 500 rudal permukaan-ke-udara Stinger dari Bundeswehr sehingga dapat mempertahankan diri melawan Rusia, kata Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengatakan pada hari Sabtu (26/2).
“Invasi Rusia ke Ukraina menandai titik balik. Adalah tugas kami untuk melakukan yang terbaik untuk mendukung Ukraina dalam mempertahankan diri melawan tentara invasi Putin,” kata Scholz di Twitter.
Sebelumnya pada hari Sabtu, kementerian pertahanan mengatakan bahwa Jerman telah menyetujui pengiriman 400 RPG dari Belanda ke Ukraina, membenarkan perubahan kebijakan setelah Berlin menghadapi kritik karena menolak mengirim senjata ke Kiev, tidak seperti sekutu Barat lainnya.
"Persetujuan telah dikonfirmasi oleh kanselir," kata juru bicara kementerian pertahanan, Sabtu. Granat berpeluncur roket berasal dari stok militer Jerman.
Jerman memiliki kebijakan lama untuk tidak mengekspor senjata ke zona perang, sebagian berakar pada sejarah abad ke-20 yang berdarah dan menghasilkan pasifisme. Negara-negara yang bertujuan untuk mengesahkan ekspor senjata Jerman perlu mengajukan permohonan persetujuan di Berlin terlebih dahulu.
Kanselir Jerman Olaf Scholz telah berulang kali mengacu pada kebijakan ini dalam beberapa pekan terakhir ketika menolak untuk mengirimkan senjata mematikan ke Ukraina.
Duta Besar Ukraina untuk Jerman pada hari Sabtu mendesak Berlin untuk bergabung dengan Belanda dan memasok Ukraina dengan roket pertahanan udara Stinger.
“Sialan, akhirnya tiba saatnya untuk membantu kami,” kata Andriy Melnyk kepada Reuters dalam sebuah wawancara di kedutaan Ukraina. “Kami membutuhkan pertahanan udara dan kami membutuhkan zona larangan terbang,” kata Melnyk.
Sebelumnya pada hari Sabtu, pemerintah Belanda mengatakan dalam sebuah surat kepada parlemen bahwa mereka akan memasok 200 roket pertahanan udara ke Ukraina secepat mungkin.
Berlin juga masih harus memutuskan tentang permintaan Estonia yang ingin meneruskan howitzer GDR lama ke Ukraina. Finlandia telah membeli howitzer di tahun 90-an setelah runtuhnya tembok Berlin, dan kemudian menjualnya kembali ke Estonia.
Tawaran Jerman pada akhir Januari untuk memasok 5.000 helm militer ke Ukraina untuk membantu mempertahankan diri dari kemungkinan invasi Rusia ditolak oleh walikota Kiev, Vitali Klitschko, sebagai "lelucon". Berlin juga telah menyerahkan rumah sakit lapangan ke Kiev. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...