Jerman dan Belanda Akan Ambil Anggota ISIS Yang Dideportasi Turki
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Jerman dan Belanda telah menyatakan untuk menerima anggota Negara Islam (ISIS atau ISIL) dan keluarga mereka yang ditahan oleh Turki, kata Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, hari Rabu (13/11). Pekan ini pihak Turki mulai memulangkan anggota kelompok teroris itu ke negara asal mereka.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada kedua negara itu. Yang satu adalah Jerman dan yang lainnya Belanda, ”kata Soylu, seperti dikutip harian Hurriyet. "Sampai kemarin malam, mereka telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan mengambil kembali teroris dari Daesh (sebutan akronim dalam bahasa Arab untuk ISIS) yang merupakan warga negara mereka dan istri mereka, anak-anak dan yang lainnya, termasuk yang dipenjara di Jarablus dan Azaz."
Sementara itu, sebelumnya diberitakan bahwa Prancis mengambil kembali 11 tersangka anggota ISIS dari Turki. Ankara mengharapkan "kerja sama dan sikap konstruktif yang sama" dari negara lain, kata Soylu.
Turki mengekstradisi anggota ISIL terlepas dari asal-usul mereka, kata Soylu. “Kami memiliki kebijakan kami sendiri, dan kami menerapkannya tanpa kompromi. Jadi, silakan mereka yang ingin keluar dengan cara kita, tetapi mereka yang tidak, akan menghadapi konsekuensi,” katanya.
Disebutkan bahwa Turki telah menangkap tokoh "penting" dalam kelompok ISIS di Suriah, dan tersangka masih diinterogasi. Dia tidak menyebutkan nama individu itu atau memberikan rincian lebih lanjut.
Pejabat Turki baru-baru ini mengatakan mereka telah menangkap dan menahan beberapa anggota keluarga, termasuk seorang istri, saudara perempuan dan anak perempuan dari Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang terbunuh dalam serangan Pasukan Khusus Amerika Serikat bulan lalu.
Al-Baghdadi meledakkan dirinya dalam serangan pada 26 Oktober di tempat persembunyiannya yang dijaga ketat di Provinsi Idlib, Suriah.
Turki telah mempublikasikan upayanya untuk menangkap anggota ISIS, menyusul kritik bahwa serangan militernya baru-baru ini untuk mengusir kelompok YPG (Unit Pertahanan Rakyat) dari Suriah timur laut akan menyebabkan kebangkitan kembali kelompok ISIS.
Turki mengatakan telah menangkap 287 gerilyawan di timur laut Suriah dan telah menahan ratusan tersangka ISIS. Turki menuduh negara-negara Eropa terlalu lambat untuk mengambil kembali warga negara mereka yang berperang di Timur Tengah.
Turki mendeportasi tiga jihadis asing pada 11 November, dengan lebih dari 20 orang Eropa, termasuk Prancis dan Jerman, yang dalam proses diusir ke negara asal mereka.
Ankara sebelumnya mengatakan tujuh lagi warga Jerman akan dideportasi pada 14 November, sementara 11 warga Perancis, dua Irlandia dan setidaknya dua Jerman tambahan juga sedang diproses.
Sementara itu, Soylu juga mengatakan bahwa Turki akan meluncurkan operasi penting yang baru terhadap FETO, kelompok yang dituduh melakukan kudeta yang gagal pada 2016. Nama itu dikaitkan dengan ulama Turki yang berbasis di Amerika Serikat, Fetullah Gulen.
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...