Jerman Keluarkan Paket Aksi Iklim Sejumlah 60 Miliar AS Dolar
JERMAN, SATUHARAPAN.COM – Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengumumkan sebuah rencana untuk mengeluarkan sekitar 60 miliar dolar AS untuk mengurangi emisi gas rumah kaca negaranya.
Merkel mengatakan pada Jumat (20/9/2019) bahwa partai-partai berkuasa telah menyetujui paket yang akan memakan biaya 54 miliar euro hingga tahun 2023. Paket tersebut akan memberi insentif finansial kepada orang-orang yang beralih ke kendaraan listrik dan pemanas emisi rendah. Pajak pertambahan nilai pada tiket kereta jarak jauh juga akan dipotong untuk mendorong perjalanan dengan kereta.
Merkel mengeskpresikan dukungan untuk demonstrasi besar-besaran yang dilaksanakan secara global guna meminta tindakan terhadap perubahan iklim. Ia mengatakan langkah tanggapan perlu diambil untuk melindungi generasi masa depan.
Merkel juga menambahkan ia berharap Jerman dapat mencapai tujuannya dalam memotong emisi sebesar setidaknya 55 persen dari level tahun 1990 selambatnya tahun 2030.
Jutaan Orang di Dunia Berkampanye bagi Aksi Iklim
Seperti diberitakan sebelumnya, jutaan orang di dunia berkampanye bagi aksi konkret terhadap perubahan iklim. Hal itu dilakukan dalam apa yang disebut sebagai salah satu unjuk rasa terbesar dalam sejarah.
Gerakan itu terinspirasi dari kampanye “Jumat bagi Masa Depan” oleh aktivis berusia 16 tahun dari Swedia, Greta Thunberg. Ia tidak masuk sekolah tiap hari Jumat guna menarik perhatian terhadap krisis lingkungan hidup.
Pada hari Jumat (20/9/2019) para pengunjuk rasa yang dipimpin oleh siswa-siswi sekolah menengah di Jepang, Amerika Serikat (AS), Jerman, Australia, dan lainnya, turun ke jalan menjelang pertemuan puncak iklim PBB yang dibuka Senin (23/9). Penyelenggara di New York mengatakan, sekitar 250.000 orang turut serta dalam gerakan itu.
Polisi di Berlin mengatakan lebih dari 100.000 orang, terutama anak muda, berkampanye di ibu kota Jerman itu. Penyelenggaranya mengatakan, lebih dari 4 juta orang turut serta dalam apa yang mereka sebut sebagai kampanye antipemanasan global terbesar dunia.
Thunberg yang memimpin gerakan di New York mengatakan dalam pidato bahwa ini hanyalah permulaannya. Ia mengatakan, perubahan akan datang terlepas apakah para politisi menyukainya atau tidak. (nhk.or.jp)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...