Jerman: Negara Eropa yang Tolak Kuota Pengungsi akan Ditindak
BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengancam tindakan hukum terhadap negara-negara Uni Eropa yang menolak untuk menerima pengungsi di bawah program kuota negara-negara blok tersebut.
Steinmeier mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media mingguan Jerman Der Spiegel bahwa "jika mereka tidak mau melakukannya, maka kami akan menyelesaikannya dengan jalur hukum yang tepat,” menambahkan bahwa "Eropa adalah sebuah komunitas hukum".
Menteri Jerman berbicara khusus kepada Slovakia dan Hongaria, di mana keduanya memiliki tindakan hukum tersendiri terhadap sistem kuota yang kontroversial.
Slovakia mengatakan bulan lalu bahwa mereka mengeluh terhadap rencana kuota Uni Eropa untuk 160.000 pengungsi dan migran masuk di seluruh blok.
Beberapa migran telah memasuki Slovakia pada perjalanan mereka ke Eropa Barat, dan pencari suaka bahkan telah memilih untuk tinggal. Di bawah sistem kuota Uni Eropa, Bratislava diharapkan hanya dapat mengambil di bawah 2.300 migran.
"Solidaritas Eropa bukanlah jalan satu arah," kata Steinmeier, menambahkan bahwa "mereka yang menolak (untuk menyambut pengungsi) harus tahu apa yang dipertaruhkan bagi mereka: perbatasan terbuka di Eropa".
Wilayah Schengen yang merupakan daerah Eropa bebas paspor sangat disambut sebagai salah satu prestasi yang paling penting dan Komisi Eropa telah berulang kali menyatakan keprihatinan bahwa mereka kembali menerapkan kontrol perbatasan akan mengancam masa depan migran.
Para pemimpin Uni Eropa pada Kamis menetapkan akhir-Juni sebagai tenggat waktu untuk menyepakati perbatasan dan memberi tenaga baru bagi penjaga pantai untuk memperlambat masuknya migran di perbatasan eksternal 28 negara blok.
Mereka juga menyerukan percepatan pengiriman bantuan sebessar USD 3,25 miliar untuk pengungsi di Turki sebagai imbalan atas bantuannya dalam membendung arus.
Setelah menyelenggarakan KTT darurat tahun ini, mereka mengakui mereka telah terlalu lambat untuk melaksanakan strategi bersama untuk mengatasi krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak perang dunia kedua. (theguardian.com)
Tentara Suriah Menyerah, Tinggalkan Rezim Assad sebagai Imba...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Ratusan mantan tentara Suriah pada hari Sabtu (21/12) melapor kepada pengu...