Jerman Sesalkan Hasil Referendum Inggris
FRANKFURT, STUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, pada hari Jumat (24/6) mengatakan bahwa dia menyesalkan keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (UE), menyebutnya “hari menyedihkan bagi Eropa.”
“Berita pagi hari dari #GreatBritain sangat suram. Sepertinya ini hari menyedihkan bagi #Europe +the #UnitedKingdom,” cuit Steinmeier di Twitter.
Presiden Parlemen UE Martin Schulz mengatakan dia akan berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel “mengenai bagaimana kita bisa menghindari efek domino” negara-negara UE yang berniat mengambil langkah serupa.
“Reaksi berantai yang sedang dirayakan di mana-mana oleh pihak yang skeptis terhadap euro tidak akan terjadi,” katanya.
UE adalah pasar tunggal terbesar di dunia dan “Inggris baru saja memutuskan hubungan dengan pasar tersebut,” kata Schulz.
“Pasti akan ada konsekuensinya dan saya yakin negara-negara lain tidak akan terdorong untuk mengikuti jalan berbahaya itu.”
“Saya tidak terkejut,” katanya terkait hasil referendum Inggris, menambahkan, “Kami sudah siap.”
Brexit Tingkatkan Proteksionisme di Eropa
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla mengatakan keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) melalui hasil referendum Brexit 23 Juli, akan meningkatkan proteksionisme di kawasan Eropa karena sentimen nasionalisme Inggris dan regionalisme Eropa.
"Keluar berarti mungkin lebih nasionalistik (bagi Inggris), tapi proteksionisme pasti meningkat di kalangan mereka (UE)," kata JK di Auditorium Kantor Wapres, Jakarta, hari Jumat (24/6).
Selama ini, sebagai anggota UE, Inggris menikmati perdagangan bebas dengan 27 negara UE lainnya tanpa perlu mengkhawatirkan tarif, pajak, dan aturan perdagangan lainnya.
Menurut JK, selama enam dekade berdirinya UE, semua negara anggota menikmati ekonomi yang terbuka dan bebas di antara mereka, namun dengan Brexit, UE akan menjadi protektif terhadap ekspor Inggris begitu pula sebaliknya.
"Inggris akan mengalami masalah penjualan kalau terkena aturan-aturan, sebaliknya barang-barang Eropa juga tidak bebas masuk Inggris karena diproteksi," kata JK.
Selain itu, JK menambahkan Brexit juga dapat menggoyahkan kepercayaan diri investor asing yang menanamkan modalnya di Inggris dengan nilai efisiensi dapat menjangkau negara-negara lain di kawasan Eropa.
"Investasi di Inggris dari asing sekarang mulai menurun karena dia (investor) tidak bisa bebas masuk Eropa sehingga terjadilah saham-saham yang jangkauannya luas menjadi negatif," kata JK.
Xin Hua melaporkan dari London bahwa rakyat Inggris yang menginginkan negaranya keluar dari UE pada Jumat pagi waktu setempat memenangi referendum Brexit (Inggris keluar dari UE) dengan mencatat perolehan 52 persen dari 71 persen suara yang masuk.
Dari total suara yang masuk tersebut, lebih dari 17 juta warga memilih Inggris mencabut keanggotaan, sementara sekitar 16 juta lainnya memilih tetap menjadi bagian dari UE.
Hasil referendum itu akan membuat Inggris menarik diri dari keanggotaan UE setelah bergabung selama 43 tahun. Inggris menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa itu.(AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...