JI Lampung Tiap Bulan Kumpulkan Rp 70 Juta dari Kotak Amal
Dana diduga digunakan untuk kirim orang ke negara konflik, Suriah, Afghanistan dan Irak.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Terduga teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di Provinsi Lampung, mampu mengumpulkan dana sebanyak Rp 70 juta dalam satu bulan. Pengumpulan dana itu diperoleh dari kotak amal.
Hal itu terungkap pasca anggota Tim Densus 88 Antiteror Polri meringkus tiga terduga teroris di Lampung. Ketiganya adalah S (61 tahun), SU (59 tahun), dan DRS (47 tahun).
Ketiga pelaku di antara mereka, anggota dari Yayasan Amal Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA) di Lampung.
“Setiap bulan rata-rata untuk BM ABA Lampung mampu menghimpun dana sebesar 70 juta,” kata Kabag Bantuan Operasi Densus 88, Kombes Aswin Siregar, di Jakarta, hari ini Kamis (4/11).
Dana puluhan juta tersebut, menurut Aswin, didapat kelompok JI dengan menyebar hampir 2.000 kotak amal di Lampung. Sebanyuak 780 kota sudah disita oleh aparat keamanan.
“Ini dari salah satu kantor BM ABA Lampung, ditemukan sebanyak 780 buah kotak amal yang sengaja disembunyikan oleh JI. Setelah tertangkapnya salah satu Ketua BM ABA, Fatria Sanjaya, tahun lalu di Jakarta,” katanya.
Untuk diketahui, sebelumnya Polri menyebut bahwa kelompok JI Lampung menggalang dana untuk agenda jihad global.
Dana untuk Kirim Orang Ke Negara Konflik
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan, menyebutkan tiga terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) berperan sebagai penggalang dana melalui yayasan amal.
Polri menduga pengumpulkan dana oleh para terduga teroris JI ini untuk menerbangkan kadernya ke negara konflik seperti Afghanistan, Suriah, dan Irak.
“Tentunya pengiriman kader-kader tersebut untuk melatih secara nyata kader-kader di lapangannya,” kata Ahmad Ramadhan.
“Ini untuk meningkatkan kemampuan pasukan tempur dari anggota JI, dan tentunya untuk meningkatkan kemampuan militer dari anggota JI tersebut,” sambungnya.
Menurut Ramadhan, kader teroris JI juga harus menjalin silaturahmi dengan kelompok radikal di Afghanistan, Irak, dan Suriah. Hal ini bertujuan agar teroris JI di Indonesia bisa memiliki hubungan dengan mereka.
“(Mereka) menjalin hubungan, atau menjalin silaturahmi, juga afiliasi dengan kelompok radikal yang ada di negara konflik, Syria (Suriah), Afghanistan,” Katanya.
Kendati begitu, Ramadhan belum dapat menyampaikan berapa kader teroris JI yang sudah berangkat ke negara konflik tersebut. Densus masih melakukan pengembangan.
“Ini dalam pengembangan. Jadi kita masih melakukan pendalaman. Tentu seperti kita sampaikan beberapa waktu lalu, bahwa jaringan JI ini luas di Indonesia,” katanya. Sebelumnya Polisi bongkar tempat pelatihan JI yang ada di Semarang dan beberapa tempat lainnya.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...