Jia Jia, Panda Tertua di Dalam Kandang Meninggal
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM - Seekor panda yang diyakini sebagai panda paling tua di dalam kandang meninggal dunia pada usia 38 tahun.
Kematian Jia Jia, yang dalam siklus usia manusia setara dengan 100 tahun lebih, diumumkan oleh taman hiburan di Hong Kong, tempat tinggalnya selama ini.
Kondisinya memburuk dalam beberapa pekan belakangan, dan kehilangan nafsu makannya, seperti dilaporkan beberapa media setempat.
Dia kemudian dibiarkan mati oleh para dokter hewan di Taman Ocean, tempat tinggalnya sejak tahun 1999.
Dalam pernyataannya, seorang juru bicara Pemerintah Hong Kong mengucapkan terima kasih kepada Taman Ocean yang memberi perhatian dan dukungan kepada Jia Jia dengan menambahkan ucapan “ikut sedih” atas berita kematiannya.
Bulan Juli 2015, pengelola taman hiburan menggelar upacara besar-besaran untuk merayakan ulang tahun Jia Jia yang ke-37 di kandangnya.
Jia Jia lahir di alam liar Sichuan, Tiongkok, pada tahun 1978. Jia Jia dipindahkan ke Hong Kong pada tahun 1999 untuk mengenang dua tahun penyerahan kembali Hong Kong dari Inggris kepada Tiongkok.
Panda biasanya mencapai umur 20 tahun jika hidup di alam liar, namun bisa mencapai 25 tahun jika dipelihara di dalam kandang.
Panda dan Habitat
Panda, mengutip dari Wikipedia, adalah mamalia yang biasanya diklasifikasikan ke dalam keluarga beruang, Ursidae. Panda merupakan hewan asli Tiongkok Tengah, tinggal di wilayah pegunungan, seperti Sichuan dan Tibet. Pada setengah abad ke-20 terakhir, panda menjadi semacam lambang negara Tiongkok, dan sekarang ditampilkan pada uang emas negara tersebut.
Panda raksasa memiliki cakar yang ganjil, dengan "jempol" dan lima jari. "Jempol" ini sebenarnya tulang-pergelangan tangan yang termodifikasi. Stephen Jay Gould menulis esai tentang topik ini, lalu menggunakan judul The Panda's Thumb untuk buku kumpulan esainya.
Panda, yang memiliki nama ilmiah Ailuropoda melanoleuca (David, 1869), masuk spesies kategori “Rentan” menurut Badan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN 3.1). Penyebabnya selain kehilangan habitat, mengutip dari Wikipedia, juga karena tingkat kelahiran yang sangat rendah. Data World Wide Fund for Nature (WWF), organisasi pelestarian alam yang memakai panda raksasa sebagai lambang, menyebutkan sekitar 1.600 panda diyakini masih hidup di alam.
Nama David, di belakang nama ilmiah panda diambil dari nama sosok yang memperkenalkannya pertama kali ke dunia Barat pada 1869, yakni Armand David, misionaris Prancis (1826–1900). Panda menjadi hewan favorit masyarakat, sebagian karena spesies ini dianggap lucu seperti bayi, mirip boneka beruang hidup. Panda juga acap digambarkan sedang berbaring santai sambil makan bambu, bukan berburu, sehingga meningkatlah citranya sebagai hewan manis dan cinta damai.
Di Tiongkok, panda disebut xiong mao, yang berarti "kucing-beruang", dan juga bisa dibaca dibalik tanpa mengubah arti. Nama panda disematkan oleh orang Barat, karena mirip dengan panda merah, dan dulunya dikenal sebagai beruang belang (Ailuropus melanoleucus).
Meskipun secara taksonomi masuk hewan karnivora, makanan panda seperti hewan herbivora, sebagian besar tumbuh-tumbuhan, bahkan hampir bambu saja. Secara teknis, menurut Wikipedia, seperti banyak hewan, panda adalah omnivora, karena mereka juga makan telur, dan juga serangga selain bambu. Kedua makanan itu adalah sumber protein yang diperlukan. Telinganya bergerak-gerak saat panda sedang mengunyah.
Panda raksasa juga masih bersaudara dengan panda merah. Penamaan yang mirip disebabkan kebiasaan keduanya memakan bambu. Sebelum hubungannya dengan panda merah ditemukan pada tahun 1901, panda raksasa dikenal sebagai beruang berwarna dua.
Selama puluhan tahun, klasifikasi taksonomi panda yang tepat diperdebatkan karena baik panda raksasa maupun panda merah memiliki ciri-ciri seperti beruang dan rakun. Namun, pengujian genetika mengungkapkan panda raksasa adalah beruang sejati dan termasuk keluarga Ursidae. Saudara terdekatnya dalam keluarga beruang adalah beruang berkacamata di Amerika Selatan.
Panda di Indonesia
Sejak September 2016, masyarakat di Indonesia dapat menyaksikan tingkah polah panda di Taman Safari Indonesia.
Kedatangan fauna asli asal Negeri Tirai Bambu itu adalah pertama di Indonesia, hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok pada 2013. Panda raksasa itu, ditempatkan di kandang seluas 1.800 meter persegi di area khusus seluas 5.000 meter persegi. Selain kandang pamer, tempat itu dilengkapi ruang perawatan kesehatan, ruang operasi khusus untuk panda, ruang pengolahan pakan, area teater, dan ruang edukasi untuk pengunjung.
Mengutip dari regional.kompas.com, kedatangan panda pertama di Indonesia ini melalui proses yang cukup panjang. Setelah nota kesepahaman antarpemerintah dan juga dengan pihak pemelihara panda di Tiongkok, Taman Safari Indonesia harus mengirimkan petugas untuk pelatihan.
Panda bernama Feyun dan Nyinhu itu dipinjamkan selama 10 tahun. Sebagai gantinya, Pemerintah Indonesia juga meminjamkan satwa khas, yakni komodo, ke Tiongkok.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...