Mentimun, Antihipertensi
SATUHARAPAN.COM - Mentimun atau ketimun, sudah sangat dikenal, karena dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahan, seperti acar, asinan, jus buah segar, ataupun lalapan. Mentimun termasuk suku labu-labuan atau Cucurbitaceae, merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, bergantung pada jenisnya.
Berdasarkan penelitian, mayoritas orang Amerika lebih memilih untuk mengkonsumsi mentimun secara teratur, untuk meningkatkan asupan serat. Mentimun juga merupakan sumber yang baik dari vitamin C, silika, kalium, dan magnesium, yang semua memiliki manfaat kesehatan mereka sendiri.
Mentimun memiliki jumlah air yang luar biasa (sekitar 96 persen) yang secara alami murni. Efek menyegarkan dan kandungan vitamin C dalam mentimun juga membantu mengobati sariawan dan menurunkan demam. Untuk penyegar mulut, menyantap beberapa iris mentimun setelah menyikat gigi, menghasilkan napas yang segar.
Namun, ada kalanya kita menemukan rasa pahit pada mentimun. Rasa pahit itu berasal dari saponin, senyawa fitokimia yang terdapat dalam lendir mentimun. Jangan khawatir, meskipun pahit, saponin memiliki manfaat antikanker, menurunkan kolesterol, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Hasil penelitian dari Food Research Institute, Department of Food Microbiology, University of Winconsin, Madison, menemukan mentimun mengandung asam linoleat terkonjugasi (conjugated linoleic acids/CLA) yang bersifat antioksidan. Antioksidan berperan mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas penyebab kanker, penyakit jantung, dan mengurangi kadar lemak dalam tubuh.
Mentimun juga salah satu jenis buah yang bisa mengontrol efek natrium dan zat besi pada daging. Saat mengonsumsi daging, selayaknya seimbangkan dengan asupan sayur dan buah. Antioksidan pada sayur dan buah mampu menyeimbangkan efek natrium dan zat besi pada daging yang berpotensi meningkatkan tekanan darah, karena mentimun mengandung banyak serat, potasium, dan magnesium. Ketiganya baik untuk mengontrol tekanan darah, baik tekanan darah tinggi maupun rendah.
"Sebetulnya, efek ini bisa diperoleh dari sayur dan buah jenis apa pun, termasuk salah satunya mentimun. Yang penting jangan lupa mengonsumsi sayur dan buah saat makan daging," kata dokter gizi, Dr Saptawati Bardosono MSc, dosen dan staf di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada 16 Oktober 2013, seperti dikutip dari nationalgeographic.co.id.
Tim peneliti dari Dosen Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru dan Dosen Program Studi ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Riau, seperti dikutip dari unri.ac.id, meneliti efektivitas konsumsi jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Hasilnya menunjukkan tekanan arteri rata-rata (MAP) pada kelompok kontrol sebelum diberikan jus mentimun sebesar 117,9, sedangkan rata-rata tekanan arteri rata-rata (MAP) sesudah diberikan jus mentimun sebesar 104,2. Kesimpulannya konsumsi jus mentimun dapat membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Habitat dan Penyebaran
Tanaman mentimun dikutip dari Wikipedia, merupakan herba melata atau setengah merambat dan merupakan tanaman semusim. Setelah berbunga dan berbuah, tanaman mati.
Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik.
Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam.
Mentimun, dikutip dari situs usu.ac.id, berasal dari bagian utara India, kemudian masuk ke wilayah Mediteran, yaitu Tiongkok pada tahun 1882. Ahli botani Alphonse de Condolle memasukkan tanaman ini ke dalam daftar tanaman asli India. Pada akhirnya tanaman ini menyebar keseluruh dunia, terutama di daerah tropika. Sebenarnya di Tiongkok, ada jenis mentimun liar yang sudah dikenal sejak abad ke 2 SM.
Nama ilmiah mentimun adalah Cucumis sativus, L. Mentimun juga dikenal dengan nama lokal katimun, timun, temon, antemon, boyuk (Jawa), dimu, timu, kadingir, kariri, karere, daka, koto (Sumatera), kimuni, ancimun, cimen, ansimun, melike, laiseu (Sumatra), betiak, betik, lepang (Kalimantan), suai, bojo (Sulawesi), bonteng (Sunda), cucumber (Inggris), temun (Melayu), teng-kwa lek (Thailand), pipino (Filipina).
Di Indonesia, mentimun merupakan sayuran yang banyak digemari, meskipun demikian kebanyakan usaha tani mentimun masih dianggap usaha sampingan, sehingga rata-rata hasil mentimun secara nasional masih rendah. Data BPS dan Direktorat Jendral Hortikultura (2012) menunjukan produktivitas mentimun (ton/ha) di Indonesia bergerak secara fluktuatif. Berturut-turut produksi mentimun (ton/ha) pada tahun 2007 sampai 2011 adalah 581.205, 540.122, 583.139, 547.141, 527.184.
Alasan itulah akhirnya mendorong Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura (Puslitbanghorti) dan Balai Penelitian Sayuran (Balitsa) membuat inovasi sekaligus meluncurkan varietas mentimun unggul baru bernama Litsa Hijau pada November 2013 di kebun percobaan yang terletak di Lembang, Bandung, Jawa Barat.
Tekstur mentimun Litsa Hijau ini renyah dan rasanya tidak pahit. Mentimun itu dikembangkan tiga pemulia Balitsa, yakni U Sumpena, G Wiguna, dan E Sofiari. Menurut pemulianya, Uun Sumpena, dua hal itu menjadi ciri utama varietas unggul mentimun Litsa Hijau. “Semua bagian mentimun enak dan tidak pahit, jadi tidak ada bagian yang terbuang,” kata Sumpena, pada 8 Januari 2014 yang lalu, seperti yang dikutip dari sainsindonesia.co.id.
Manfaat Herbal Mentimun
Mentimun memiliki sifat diuretik, efek pendingin, dan pembersih yang bermanfaat bagi kulit. Kandungan air yang tinggi; vitamin A, B, dan C, serta mineral, seperti magnesium, kalium, mangan, dan silika; membuat mentimun menjadi bagian penting dalam perawatan kulit. Masker wajah yang mengandung sari mentimun digunakan untuk mengencangkan kulit. Asam askorbat dan caffeic acid yang hadir dalam mentimun dapat menurunkan tingkat retensi air, yang pada gilirannya mengurangi pembengkakan di sekitar mata.
Penelitian tim Departemen Botani Universitas Kurukshetra Haryana, India, menyebutkan ekstrak dari buah mentimun memiliki aktivitas analgesik dan dapat menangkal radikal bebas. Penelitian itu menunjukkan ekstrak buah mentimun telah menunjukkan tindakan analgesik yang kuat pada tikus, terutama adanya peran flavonoid, antioksidan kuat, dalam kegiatan analgesik, terutama dengan menargetkan prostaglandin.
Karena itu, dapat diasumsikan bahwa siklooksigenase (COX) aktivitas penghambatan bersama-sama dengan aktivitas antioksidan dapat mengurangi produksi asam arakidonat bebas dari fosfolipid atau dapat menghambat sistem enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis prostaglandin dan akhirnya meredakan sensasi nyeri.
Sedangkan tim peneliti dari Departemen Kimia, Roever Engineering College, Perambalur, Tamil Nadu, India, meneliti bunga mentimun yang memiliki khasiat melawan kanker hati pada manusia. Dalam penelitian itu dijelaskan senyawa kecil fraksi etil asetat dari bunga mentimun, setelah diuji, dapat melawan kanker hati.
Peneliti dari Departemen Farmasi, Universitas Rajshahi Bangladesh, juga telah meneliti ekstrak daun mentimun yang memiliki aktivitas antidiare, walaupun masih perlu penelitian lanjutan.
Estrak buah mentimun juga memiliki efek aktivitas antiulcer yang signifikan. Hal tersebut telah diteliti tim peneliti dari Departemen Kimia Institute of Integrative Medical, Jammu, India, yang telah diuji pada tikus albino Wister. Hasilnya menunjukkan ekstrak mentimun memiliki efek perlindungan ulkus yang signifikan.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...