Jihadis Suriah Larang Pajang Maneken
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM – Faksi jihadis paling ekstrem di Suriah pada Senin (12/5) mengeluarkan larangan penggunaan maneken yang dipajang di toko-toko dan menjual pakaian dalam wanita kepada konsumen pria, kata sebuah kelompok pengawas.
Keputusan dari Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) di benteng utara mereka di Raqa juga melarang pria dan wanita berbelanja bersama kecuali si pria adalah suaminya, ayah, atau kakak laki-lakinya, ujar Observatorium HAM Suriah.
Pihak observatorium juga mengatakan ISIL memutuskan bahwa pakaian-pakaian tradisional yang dijual tidak boleh “ketat, transparan atau terlalu banyak hiasan.”
Raqa adalah satu-satunya ibu kota provinsi Suriah yang tidak dikuasai rezim Presiden Bashar al-Assad, dan saat ini semuanya berada di bawah kendali ISIL.
ISIL diyakini menahan 1.000 tawanan di Raqa, kata beberapa kelompok HAM, banyak dari mereka adalah aktivis perdamaian, rival pemberontak, atau warga sipil yang ditangkap karena melakukan “kejahatan” seperti bidah (perbuatan dalam beribadah yang dikerjakan tidak menurut contoh yang sudah ditetapkan) atau merokok.
Kelompok tersebut juga melakukan serangkaian eksekusi publik, beberapa di antaranya dengan cara disalib di Raqa.
Meski banyak pemberontak yang berjuang menggulingkan Assad pada awalnya menyambut baik ISIL di Suriah, pelanggaran sistemis dan upaya untuk mendominasi yang dilakukannya menyebabkan banyak pihak berbalik menentangnya.
Pada Januari, rival jihadis dan pemberontak melancarkan serangan besar-besaran kepada ISIL, hingga para pejuangnya terdorong keluar dari Suriah utara namun berhasil mempertahankan cengkeraman mereka di wilayah timur, di dekat wilayah yang berbatasan dengan Irak, tempat asal kelompok tersebut. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...