JK: Dunia Tak Perlu Pemimpin Superhero Dukung Palestina
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Jusuf Kalla mengawali pidatonya dengan mengatakan bahwa dunia tidak perlu kepemimpinan seperti superhero, namun kepemimpinan yang kuat.
Menurutnya semua pemimpin dunia yang berkumpul dalam Majelis Umum PBB ke-73 ini punya kekuatan secara kolektif untuk mencapai tujuan PBB, termasuk menciptakan perdamaian dunia.
Dalam pidato tersebut, Kalla menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina, dan menyerukan negara-negara untuk bertindak. Menurutnya situasi di tengah konflik Israel-Palestina sekarang ini merupakan kemunduran.
"Ancaman nyata terhadap status quo Yerusalem... jutaan pengungsi Palestina terancam... situasi kemanusiaan semakin buruk setiap hari. Masyarakat internasional tidak bisa tinggal diam. Kita harus menyerukan negosiasi segera yang menjadikan solusi dua-negara sebuah kenyataan," katanya.
Selain itu Kalla juga menambahkan Indonesia berkomitmen untuk terus memelihara perdamaian, dengan menambah jumlah pasukan pemelihara perdamaian dari 3.500 personel menjadi 4.000 personel tahun depan.
Jelang 70 Tahun AS-RI
Sebelumnya Jusuf Kalla bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence di sela-sela sidang umum PBB hari Selasa (25/9). Mereka membahas berbagai isu bilateral, khususnya perdagangan, menjelang 70 tahun hubungan antara kedua negara.
Pertemuan antara Wapres Jusuf Kalla dan Wapres Mike Pence berlangsung singkat dan tertutup hari Selasa di luar gedung PBB, di New York, AS. Keduanya sedang berada di New York dalam rangka Majelis Umum PBB ke-73 yang akan berlangsung hingga pekan depan.
Dalam wawancara dengan wartawan hari Selasa (24/9), Kalla mengatakan kedua negara membahas berbagai upaya untuk meningkatkan hubungan bilateral.
“Pertemuan dengan Mike Pence itu kita bicarakan hubungan baik karena tahun depan itu 70 tahun hubungan diplomatik dengan AS, maka kita akan meningkatkan hubungan dalam bidang ekonomi misalnya, perdagangan,” ujarnya.
Kalla menjelaskan Indonesia memiliki peluang untuk mempererat hubungan, di tengah memanasnya perang dagang antara AS dan Tiongkok.
“Indonesia sebenarnya mempunyai kesempatan dalam perang dagang ini ya bagaimana Indonesia mempunyai kesempatan untuk masuk ke AS lebih baik, Indonesia tidak ada soal. Kita perbaiki hubungan-hubungan seperti itu,” katanya.
Selain itu, tambahnya, mereka juga membicarakan bagaimana Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim memiliki peran yang besar dalam mengatasi konflik internasional di tempat-tempat seperti Afghanistan, Myanmar dan lain-lain.
Sementara itu dalam sebuah pernyataan Gedung Putih hari Selasa, Wapres AS Mike Pence memuji komitmen Indonesia untuk melestarikan pluralisme agama dan mempertahankan aliansi yang kuat menjelang 70 tahun hubungan bilateral antara AS dan Indonesia.
Tahun lalu, Pence mengunjungi Indonesia dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dalam kesempatan tersebut keduanya juga menegaskan kembali kerja sama dalam bidang perdagangan dan perdamaian.
Indonesia dan AS meresmikan hubungan diplomatik pada tahun 1949. Kini, kedua negara menjalin Kemitraan Strategis dan bekerja sama dalam berbagai bidang seperti pendidikan, keamanan, iklim, kelautan, energi, perdagangan, dan lain-lain. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...