Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 15:36 WIB | Selasa, 24 Maret 2015

JK Jelaskan Alasan Mendag Tidak Laporkan Harga Beras ke Presiden

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. (Foto: Dok.satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kenaikan harga beras yang melambung tinggi hingga mencapai harga Rp 10.300 per kilogram beberapa waktu yang lalu membuat Presiden Joko Widodo geram karena tidak diberitahu dari pihak Kementerian Perdagangan dan Badan Urusan Logistik (Bulog).

Dalam wawancara dengan majalah Tempo pada Kamis (19/3) lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang saat itu juga hadir dalam rapat terbatas yang diadakan di Bogor itu membeberkan alasan pihak Kemendag dan Bulog tidak melaporkan naiknya harga beras kepada Presiden.

Dia menjelaskan bahwa menurut pemaparan dari Mendag dan Bulog tersebut terungkap bahwa kenaikan harga beras karena penyaluran beras untuk masyarakat miskin atau raskin sebanyak 400.000 ton dihentikan selama dua bulan.

“Di beberapa departemen timbul suatu pemikiran untuk kasih transfer uang, tidak dalam bentuk beras, padahal justru gunanya itu untuk menekan harga,” kata JK.

Setelah mendapat laporan tersebut, JK langsung meminta Bulog mendistribusikannya dan kemudian harga beras berangsur turun.

“Mungkin Menteri merasa karena sudah turun ya sudah normal, tidak perlu dilaporkan lagi,” kata dia.

Presiden Jokowi pada Minggu (15/3) memanggil Mendag Rachmat Gobel dan Bulog untuk membicarakan kenaikan harga beras di pasaran dalam dua pekan tersebut yang tidak diketahui olehnya. Namun, ketika dikonfirmasi Mendag dan Bulog tidak mengakui bahwa Jokowi kesal kepada mereka karena tidak memberi laporan kenaikan harga beras sebanyak 25 persen kepada Presiden.

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home