Joe Biden Mundur dari Pencalonan Pemilihan Presiden Amerika Serikat
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengundurkan diri dari pencalonan presiden tahun 2024 untuk Gedung Putih pada hari Minggu (21/7), mengakhiri upayanya untuk terpilih kembali setelah debat yang gagal dengan Donald Trump yang menimbulkan keraguan tentang kelayakannya untuk menjabat hanya empat bulan sebelum pemilihan.
Keputusan tersebut muncul setelah meningkatnya tekanan dari sekutu Demokrat Biden untuk mundur setelah debat 27 Juni, di mana presiden berusia 81 tahun itu terdiam, sering memberikan jawaban yang tidak masuk akal dan gagal mengungkap banyak kebohongan mantan presiden tersebut, menurut laporan AP.
Sementara itu, dilaporkan bahwa Biden memberikan dukungan kepada wakil presidennya, Kemala Harris, untuk memimpin Demokrat melawan Trump, dengan tujuan untuk menghindari kekacauan partai lebih lanjut.
Demokrat akan mengadakan konvensi mereka di Chicago pada 19-22 Agustus. Ketua DNC telah menjanjikan 'proses yang transparan dan tertib' untuk memilih calon baru.
Sebelumnya dilaporkan Biden berencana untuk menjalani sisa masa jabatannya, yang berakhir pada tengah hari pada 20 Januari 2025, seorang pejabat mengonfirmasi.
Inggris, Jerman, Rusia, dan Kanada menyampaikan terhadap Biden yang mengakhiri pencalonannya kembali.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mendesak warga Rusia untuk "memperhatikan" dan "melihat apa yang akan terjadi" dalam pemilihan umum Amerika Serikat pada bulan November setelah Biden menarik pencalonannya.
Peskov dikutip oleh tabloid Rusia pro KremlinLife.ruyang mengatakan bahwa "masih ada empat bulan hingga pemilihan umum. Dan ini adalah periode yang panjang, di mana banyak hal dapat berubah."
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyebut Biden sebagai teman dan mengatakan presiden telah mencapai banyak hal untuk AS, Eropa, dan dunia. Scholz mengutip NATO yang kuat dan kerja sama trans Atlantik yang erat sebagai contoh.
Perdana Menteri Inggris yang baru, Keir Starmer, yang bertemu Biden untuk pertama kalinya bulan ini, mengatakan dia tahu Biden membuat keputusannya berdasarkan apa yang dia yakini sebagai "kepentingan terbaik rakyat Amerika."
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyebut Biden sebagai “orang hebat” dan “mitra bagi warga Kanada.”
Sebelumnya diberitakan bahwa Biden, “pastinya” tetap bersaing untuk menduduki jabatan presiden, kata ketua kampanyenya pada hari Jumat (19/7), meskipun ada tekanan yang meningkat dari sekutu-sekutu Partai Demokrat untuk mundur karena kekhawatiran mengenai usia dan kesehatannya.
Jen O’Malley Dillon mengakui ada “kemerosotan” dukungan sejak pria berusia 81 tahun itu tampil buruk dalam debat melawan Donald Trump, namun bersikeras bahwa dia akan tetap menang pada bulan November.
“Presiden benar-benar ikut dalam pemilihan ini,” kata Jen O’Malley Dillon pada program Morning Joe di MSNBC. “Joe Biden semakin berkomitmen untuk mengalahkan Donald Trump.”
Dia menambahkan: “Anda telah berulang kali mendengar langsung dari presiden bahwa dia sedang bersaing untuk menang, dan dia adalah calon kami, dan dia akan menjadi presiden kami untuk masa jabatan kedua.”
Biden saat ini mengurung diri di rumah pantainya di Delaware dan melakukan isolasi mandiri karena COVID-19.
Para pejabat senior Partai Demokrat, termasuk mantan presiden Barack Obama, mantan ketua Kongres, Nancy Pelosi, dan para pemimpin partai saat ini di Senat dan Kongres, semuanya dilaporkan menyatakan kekhawatiran bahwa Trump akan kalah dalam pemilu.
Sementara itu, 20 anggota Partai Demokrat di Kongres AS dan dua senator telah meminta Trump untuk mundur dari pencalonan tersebut.
O’Malley Dillon, mantan wakil kepala staf Biden, mengakui kampanyenya menghadapi masa sulit sejak ia terlihat lelah dan bingung dalam debat 27 Juni lalu.
“Saya di sini bukan untuk mengatakan bahwa beberapa pekan ini bukanlah pekan yang sulit untuk kampanye,” katanya.
“Tidak ada keraguan bahwa hal itu memang terjadi, dan kami pasti melihat adanya penurunan dukungan, namun ini hanyalah pergerakan kecil.”
Serangkaian jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Biden berada di belakang Trump pada pemilu 2024, termasuk di semua negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama.
Kembali Agenda Kampanye
Biden akan kembali berkampanye pekan depan, kata ketua tim kampanye pemilihannya kembali, seraya mengatakan bahwa Biden berkomitmen kuat untuk mengalahkan Donald Trump dari Partai Republik.
“Dia benar-benar mendukungnya,” kata ketua kampanye Biden Jen O’Malley Dillon kepada MSNBC dalam sebuah wawancara. “Kita harus menanggapi dengan serius kekhawatiran yang diungkapkan masyarakat, namun cara untuk mengatasinya adalah dengan kembali berusaha mengalahkan Donald Trump.”
O’Malley Dillon juga mengatakan bahwa Biden akan didukung oleh “organisasi nasional yang signifikan” tetapi tidak memberikan rincian lainnya.
“Kami memang melihat adanya penurunan dalam dukungan, tapi itu hanyalah pergerakan kecil,” katanya. Biden mendapat dukungan dari kalangan akar rumput dan berkomitmen untuk berupaya terus meyakinkan para pemilih, terutama di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran dalam pemilu yang akan berlangsung ketat, tambahnya.
“Dia harus menunjukkan bahwa dia berjuang untuk rakyat Amerika,” kata O’Malley Dillon kepada MSNBC.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...