Johannes Hämmerle: Pelestari Pusaka Nias
Koleksi museum dan buku-bukunya menjadi pintu gerbang yang membawa ingatan dan pengetahuan tentang peradaban Nias.
SATUHARAPAN.COM – Saat menggali pengetahuan tentang Nias, banyak orang memilih untuk membaca buku Asal Usul Masyarakat Nias: Sebuah Interpretasi. Daya tarik buku, yang terbit pada 2001, ini terletak pada informasi lengkap tentang asal-usul dan peradaban orang Nias. Menariknya, buku tersebut ditulis Johannes Hämmerle, pastor kelahiran Jerman. Pastor Johannes menjadi satu-satunya orang yang telah menulis puluhan buku budaya Nias, bahkan tidak tersaingi oleh orang Nias sendiri. Ia juga menghimpun syair-syair kuno (hoho) Nias, yang hampir punah dan terlupakan, dalam buku dan rekaman video.
Pastor Johannes sangat fasih berbahasa lokal Nias dan mampu bergaul dengan berbagai lapisan. Tak banyak orang mengetahui kisah hidupnya di negeri asal sebelum ia hidup menetap di Nias. Tak ada yang bercerita tentang masa kecilnya. Masyarakat lebih mengenalnya melalui karyanya di Museum Pusaka Nias yang dikelolanya sejak awal pendirian hingga kini. Pastor berusia 74 tahun ini telah menghabiskan lebih dari separuh usianya di Nias dan sungguh menyatu dengan keberadaan Museum Pusaka Nias.
Seperti keberadaan Museum Pusaka Nias, maka buku-buku Pastor Johanes telah memberikan perspektif baru tentang makna warisan budaya. Yang kuno di masa lalu, bahkan dinilai keramat, ternyata memiliki nilai dalam konstruksi kehidupan hari ini dan masa depan. Koleksi museum dan buku-bukunya menjadi pintu gerbang yang membawa ingatan dan pengetahuan tentang peradaban Nias masa lalu.
Museum dan koleksi bukunya juga menjadi portal informasi yang menyambungkan Nias ke dunia luar, serta berfungsi sebagai perpustakaan, laboratorium budaya, sekaligus objek wisata. Dalam tangannya, museum pusaka kini menjadi salah satu museum terbaik Indonesia yang menjadi kebanggaan orang Nias. Aktivitas museum menjadi barometer penggalian, pelestarian, dan perkembangan kebudayaan Nias.
Selaras dengan usia Pastor Johannes yang menjelang purna, kiranya Museum Pusaka Nias semakin purna dalam pelayanan dan karya pelestarian. Kiranya mampu pula menginspirasi dan melahirkan ”Johannes-Johannes muda” Nias, para pelestari yang berdedikasi.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...