Johannes: Komunikasi SKK Migas dan Pertamina Baik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM â Komunikasi antara SKK Migas dengan Pertamina baik-baik saja seiring mundurnya dirut perusahaan pertambangan migas plat merah Karen Agustiawan, kata Plt Kepala SKK Migas, Johannes Widjonarko.
"Kinerja dengan Pertamina sejauh ini baik tidak ada masalah, khususnya kami yang memiliki hubungan dengan industri hulu bahwa kinerja dari anak-anak perusahaan yang bekerja di industri ini sangat baik dan justru menunjukkan kenaikan-kenaikan," kata Widjonarko di Jakarta, Senin (18/8).
Widjonarko mencontohkan kinerja baik anak usaha Pertamina di era kepemimpinan Karen seperti di Pertamina Hulu Energi. BUMN migas tersebut telah menyumbang sekitar 120.000 barel produksi minyak nasional per hari atau di bawah PT Chevron Indonesia yang memproduksi 315.000 per hari.
Ia menilai pemberian ijin Menteri BUMN Dahlan Iskan kepada Karen untuk mundur sudah melewati pertimbangan. "Tentunya ada pertimbangan," katanya.
Sebelumnya, Karen dikabarkan telah beberapa kali meminta untuk mengundurkan diri sebagai dirut tetapi Dahlan tidak memberikannya. Tetapi belakangan Menteri BUMN memberi lampu hijau kepada Karen untuk tidak menjabat lagi sebagai dirut Pertamina.
Karen sendiri mengundurkan diri dari jabatannya dengan alasan ingin berkarir di luar Pertamina dengan menjadi pengajar di Harvard University serta fokus untuk mengurus keluarga.
Menurut Dahlan, pemegang saham tidak bisa lagi menahan Karen untuk tetap memimpin Pertamina. Berdasarkan pengakuan Menteri BUMN itu, Karen sudah cukup lama berkeinginan untuk mundur dari Pertamina tapi ditolak karena sumbangsihnya masih dibutuhkan.
Rekam jejak Karen sebagai dirut Pertamina sempat mengalami aral. Salah satunya saat dirinya dikait-kaitkan dalam kasus dugaan suap di lingkungan SKK Migas. Kasus itu menyeret nama seperti mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini.
Meski begitu, Karen membantah keterlibatannya dalam kasus suap itu. Dia sendiri mengakui Rudi yang saat itu menjadi orang nomor satu di SKK Migas pernah menghubunginya untuk meminta dukungan pemberian dana kepada anggota DPR, meski permintaan itu ditolaknya.
"Terdakwa menelepon saya 12 Juni 2013, katanya akan ada pengesahan APBN-Perubahan 2013 pada bulan Juni 2013, dan beliau menyampaikan bahwa `buka kendang` dari SKK Migas, `tutup kendang` dari Pertamina," kata Karen dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...