Joko Widodo: Peringati Rapat Ikada Agar Tidak Krisis Kepribadian Bangsa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengingatkan bahwa peristiwa sejarah Rapat Raksasa para pemuda di lapangan IKADA (Ikatan Atletik Djakarta) 69 tahun yang lalu merupakan pengingat agar tidak terjadi krisis kepribadian bangsa.
Imbauan ini merupakan salah satu isi pidato yang dia sampaikan saat bertindak selaku Inspektur Upacara pada peringatan Rapat Raksasa IKADA ke-69 yang berlangsung Jumat (19/9), di Silang Barat Monumen Nasional (Monas), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
“Bagi bangsa Indonesia, saya tegaskan Rapat Raksasa Ikada menyimbolkan bahwa bangsa kita memiliki suatu peristiwa sejarah yang tidak dapat dilupakan agar tidak terjadi krisis kepribadian bangsa,” kata Presiden Terpilih RI.
Rapat Raksasa Lapangan Ikada terjadi pada 19 September 1945, saat Sukarno memberikan pidato singkat di hadapan ribuan rakyat dan pemuda di Lapangan Ikada (sekarang Monas), Jakarta dalam rangka memperingati 1 bulan proklamasi kemerdekaan.
“Bapak dan ibu sekalian yang dirahmati Allah Subahanahu’wataala, Rapat Raksasa Ikada yang dipimpin Presiden Soekarno, kala itu, menegaskan kepada kita bahwa Indonesia tetap tegas dan berdaulat, karena kemerdekaan negara kita adalah negara yang sah bukan hadiah dari Jepang atau Belanda,” lanjut laki-laki kelahiran Surakarta ini.
“Pada 19 September kita tetap akan terus memperingati salah satu peristiwa bersejarah ini karena kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan hal yang harus kita pertahankan, saat ini kita memperingati Peringatan Rapat Raksasa Ikada yang berimbas kepada semangat bangsa kita agar tetap menggelora,” lanjut laki-laki lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada tersebut.
Bagi Warga Jakarta
Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan bahwa peringatan Rapat Raksasa IKADA tidak hanya seremonial belaka, banyak makna terkadung di dalamnya.
“Rapat Ikada ini harus kita anggap sebagai saat yang tepat guna membangkitkan semangat warga Jakarta, para generasi muda dididik menjadi generasi baru yang tidak cepat menyerah,” kata dia.
“Kurun waktu 69 tahun telah berlalu terjadi peristiwa perlawanan di daerah-daerah lainnya, dan pemuda di Jakarta seolah tidak sabar dengan mempertahankan Proklamasi Indonesia, dan pemuda yang ada di Jakarta senantiasa memekikkan kemerdekaan, sesuai apa yang tertuang dalam pembukaan teks proklamasi ‘Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan’ ,” lanjut Jokowi.
Jokowi menegaskan kepada seluruh peserta upacara bahwa setiap hari Indonesia butuh orang-orang yang memiliki semangat seperti presiden pertama Indonesia dan proklamator, Ir. Soekarno.
“Rapat Raksasa Ikada yang dipimpin Presiden Soekarno menegaskan kepada kita bahwa Indonesia tetap tegas dan berdaulat, karena kemerdekaan negara kita adalah negara yang sah bukan hadiah dari Jepang atau Belanda,” Jokowi mengakhiri pidatonya.
Sejak jauh sebelum kompleks olah raga Gelora Bung Karno dibangun, Lapangan Ikada yang sebelumnya dikenal sebagai Lapangan Gambir, merupakan pusat kegiatan olahraga.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...