Jokowi Ajak Kurangi Ketergantungan pada Dolar AS
ANTALYA, TURKI, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyampaikan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu solusi untuk menahan perlambatan ekonomi global. Sebab, infrastruktur dalam jangka pendek dapat menciptakan lapangan kerja, sementara dalam jangka menengah dan panjang dapat memperbaiki kapasitas perekonomian nasional.
"Presiden Joko Widodo dalam lead intervention pada Working Group Session I pertemuan G20 menyampaikan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu solusi untuk menahan perlambatan ekonomi global, dimana infrastruktur dalam jangka pendek dapat menciptakan lapangan kerja dan dalam jangka menengah dan panjang dapat memperbaiki kapasitas perekonomian nasional itu sendiri.," kata Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bambang Brodjonegoro, di Kota Antalya Turki, Minggu (15/11).
Menurut Bambang, Presiden Jokowi juga menyampaikan perlunya upaya terus menerus melakukan reformasi arsitektur keuangan dunia dimana diharapkan negara emerging dan negara berkembang mempunyai peran yang lebih besar di organisasi internasional seperti International Monetary Fund (IMF).
"Selain itu, diharapkan berkembangnya pemakaian mata uang dunia di luar dolla Amerika Serikat, seperti Euro, Yen dan RMB untuk perdagangan bilateral negara, jadi tidak harus semua perdagangan menggunakan media dolar Amerika Serikat," ucap dia.
Tentunya upaya ini mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat sekaligus juga mengurangi tekanan terhadap pelemahan mata uang nasional sebagai akibat kebutuhan dolar Amerika Serikat yang sangat tinggi. "Ini adalah intervensi kedua yang disampaikan Bapak Presiden," ucap Bambang.
Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan, komitmen Indonesia lainnya adalah untuk terus berkontribusi pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2 persen sampai tahun 2018. Di mana, kunci utama pertumbuhan utama ekonomi Indonesia adalah paket-paket kebijakan yang telah dikeluarkan guna memberikan stimulus pertumbuhan, mendorong investasi, dan meningkatkan daya beli masyarakat.
“Dengan demikian, hal tersebut tidak hanya mendorong pertumbuhan, tapi yang lebih penting adalah pertmbuhan yang inklusif atau pertumbuhan yang berkualitas,” kata Bambang.
Dia juga mengatakan Presiden Jokowi menyampaikan dukungan Indonesia atas kesepakatan G20 dalam melaksanakan kerjasama perpajakan internasional dalam bentuk Base Erosion and profit shifting.
"Dengan kerja sama itu diharapkan di masa depan tidak ada lagi praktek transfer pricing yang sangat merugikan terutama negara-negara besar, negara-negara emerging dalam bentuk berkurangnya penerimaan pajak yang seharusnya diterima oleh negara-negara tersebut," ucap Bambang.
Kerjasama lain yang didukung adalah automatic exchange of information dimana diharapkan akses data keuangan di negara lain bisa diakses tanpa halangan dan bisa berlangsung secara otomatis. "Tentunya hal ini akan memperbaiki kemungkinan adanya pelarian pajak atau disembunyikannya harta-harta yang harusnya menjadi objek dari pajak itu sendiri," ucap Bambang.
Indonesia dalam forum ini berterimakasih atas peran Turki memberikan kepercayaan kepada Indonesia sebagai salah satu co-chair dalam investment working group bersama Jerman dan Meksiko.
Pembangunan Infrastruktur Meningkat
Salah satu hasil dari investment working group adalah didorongnya pembangunan infrastruktur dalam skala besar. "Kita bisa melihat bermunculan lebih banyak, instrumen maupun organisasi yang bergerak di bidang infrastruktur, seperti World Bank (WB) mauapun Asian Development Bank (ADB), sudah meningatkan kapasitasnya untuk pembiayaan infrastruktur," ucap Bambang,
Kini juga muncul Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan negara BRICS mendirikan New Development Bank yang semua tujuannya adalah bisa memberikan pembiayaan yang tepat untuk pengembangan infrastruktur. (PR)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...