BPS: Impor Oktober 2015 Turun 4,27 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja impor Indonesia pada bulan Oktober 2015 mencapai USD 11,07 miliar atau turun 4,27 persen bila dibandingkan dengan bulan September 2015.
"Impor Oktober 2015 turun 4,27 persen bila dibandingkan dengan September 2015 dan juga volume impornya turun 6,32 persen. Jika secara yoy (tahun ke tahun) impor turun 27,81 persen. Untuk yang migas turun 8,12 persen atau total nilainya dari USD 1,91 miliar ke USD 1,76 miliar dari September 2015 ke Oktober 2015," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin dalam Laporan Kinerja Ekspor Impor bulan Oktober 2015 di Kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat, hari Senin (16/11).
Lebih lanjut, penurunan impor migas dipicu oleh menurunnya nilai impor minyak mentah sebesar USD 142,2 juta atau turun 20,21 persen dan hasil minyak USD 90,3 juta atau 8,20 persen. sebalinya, nilai impor gas meningkat USD 77,2 juta atau 71,48 persen.
“Ini karena ada beberapa yang turun, mesin dan peralatan mekanik turun 5,96 persen, kendaraan bermotor turun 10,48 persen tapi di sisi lain kita mengekspor juga kendaraan bermotor. Mesin dan peralatan mekanik support juga,” kata dia.
Artinya,lanjut dia, walaupun impor terhadap bahan baku ini turun juga berpengaruh terhadap investasi. Tapi di sisi lain, Indonesia juga mengekspor barang modal itu.
“Kalau bisa saja di swtich bahwa barang modal itu nanti dikurangi ekspornya dipakai di dalam negeri, ditekan impornya ini juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan perekonomian nasional.”
Kemudian, secara kumulatif nilai impor Januari-Oktober 2015 mencapai USD 119,05 miliar atau turun 20,47 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014. Perhitungan kumulatif impor itu terdiri dari impor migas USD 15,42 miliar atau turun 42,16 persen dan nonmigas USD 15,21 miliar atau turun 13,46 persen.
Peningkatan impor nonmigas terbesar pada bulan Oktober 2015 adalah kapal laut dan bangunan terapung USD 61,5 juta atau 143,69 persen sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin dan peralatan mekanik sebesar USD 114,6 miliar atau 5,97 persen.
Selama bulan Januari-Oktober 2015, Tiongkok tetap menjadi negara asal impor nonmigas terbesar dengan nilai USD 23,82 miliar atau 24,34 persen,menyusul Jepang USD 11,31 miliar atau 11,55 persen dan Singapura sebesar USD 7,31 miliar atau 7,47 persen.
Sedangkan impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,89 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 9,51 persen.
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...