Jokowi Belum Mau Berkomentar Soal Kabinet
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden terpilih RI, Joko Widodo (Jokowi) belum mau berkomentar terkait nama-nama menteri yang akan bekerja di bawah kepemimpinannya.
"Tidak perlu tahu nama-namanya, kita ini baru minta masukan, sampai detik ini saya belum bicara tentang siapa-siapa, apalagi duduk di mana, tetapi kalau minta masukan kan boleh," ujar Jokowi di Balai Kota, Kamis (24/7).
Dia mengatakan, tentunya sebelum menetapkan harus ada kriteria-kriteria untuk kabinetnya seperti apa, lalu diolah dengan tim. Setelah dengan tim, diolah dengan partai pendukung, kemudian ke tim lagi, dan finalisasinya ada di Jokowi sendiri.
Munculnya sejumlah nama besar yang dianggap publik akan masuk ke dalam susunan kabinetnya, misalnya seperti Abraham Samad, Ketua KPK. Menanggapi hal ini, Jokowi konsisten mengatakan masih dalam tahap membicaraknnya.
Namun dirinya tidak mau membuat dikotomi antara profesional dan partai ketika berbicara kompetensi orang yang akan masuk kabinetnya, dan ia menegaskan kembali soal nama biarkan tim yang melakukan pendekatan.
Jokowi mengaku sudah berbicara dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah membuka diri sepenuhnya, setelah dirinya ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai presiden terpilih.
"Nanti dari pemerintahan Pak SBY juga akan menyiapkan satu tim untuk saling berdiskusi, nanti akan di-follow up setelah lebaran. Pak SBY sudah menyampaikan, terbuka untuk nanti kita berbicara tentang RAPBN atau APBN 2015," ujar Jokowi.
Begitu ditetakan sebagai presiden RI terpilih ke-7, Jokowi mengaku dirinya mendapatkan ucapan selamat dari berbagai pimpinan negara di dunia melalui telepon, misalnya Duta Besar Jepang, Malaysia, Presiden Filipina, Benigno Aquino, Perdana Menteri Selandia Baru, John Key, Presiden Timor Leste, Taur Matan Ruak.
Presiden biasanya selalu mempunyai pengawalan ketat, bahkan Paspampres (Pasukan Pengaman Presiden) yang melaksanakan pengamanan fisik jarak dekat terhadap Presiden RI, memiliki prosedur tetap (protap) ketentuan jarak 20 meter dari presiden tidak dapat diakses orang.
Bicara mengenai jarak tersebut, Jokowi mengatakan akan membuat jarak tersebut menjadi 20 centimeter.
“Ya nanti diganti 20 centi, masak mau dekat dengan rakyatnya enggak boleh, gimana sih,” guraunya.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...