Jokowi: Daripada Berita Eksekusi, Mending Korban Narkoba
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden RI Joko Widodo meminta media lebih mengekspos dampak narkotika dan obat terlarang (narkoba) daripada pelaksanaan eksekusi mati. Apalagi, setiap hari ada sekitar 50 generasi muda Indonesia meninggal karena barang yang disebut sejumlah kalangan haram tersebut.
“Seharusnya, media itu menjelaskan korban meninggal akibat narkoba, sekarang setiap hari ada 50 generasi muda meninggal akibat narkoba, artinya setiap tahun ada 18.000,” ujar Presiden Jokowi kepada sejumlah wartawan usai menghadiri acara Silahturahim Pers Nasional di Gedung Televisi Republik Indonesia, Senayan, Jakarta, Senin (27/4).
“Itu harus didetail dan dirinci, siapa saja 18.000 generasi muda yang meninggal setiap tahun itu,” dia menambahkan.
Selanjutnya, menurut Presiden Jokowi, untuk mengatasi masalah narkoba yang kian mengerikan di Tanah Air, pers seharusnya meliput kegiatan di tempat rehabilitasi narkoba. Dengan begitu, kata Presiden Jokowi, maka akan diketahui bahwa narkoba merupakan ancaman serius. “Di tempat rehabilitasi itu orang berguling, lalu teriak, wartawan harus cari informasi itu, jadi tidak membandingkan satu narapidana dengan 18.000 korban narkoba setiap tahunnya,” tutur dia.
Presiden Jokowi pun kembali menegaskan sikapnya perang terhadap kejahatan narkoba. “Kita serius perang terhadap narkoba, karena ini masalah serius,” ujar dia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...