Jokowi Harap NU Tidak Jadi Jembatan Perbedaan Agama
JOMBANG, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo berharap Nahdlatul Ulama (NU) tidak menjadi jembatan perbedaan paham keagamaan di Indonesia. Presiden Jokowi ingin sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia NU bisa menjadi jembatan peradaban.
“NU sebagai organisasi Islam terbesar harus bisa menjadi jembatan peradaban di Indonesia, bukan menjadi jembatan perbedaan paham keagamaan,” kata Presiden Jokowi dalam pidatonya kala membuka Muktamar ke-33 NU di Alun-alun Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (1/8).
Menurut dia, ke depan NU harus membangun kerja sama dengan berbagai kalangan dalam mengentaskan kemiskinan yang merupakan akar dari munculnya tindakan radikalisme dan ekstremisme.
“Kelahiran NU ikut melahirkan Islam yang moderat, NU ke depan harus membangun kerja sama dengan berbagai kalangan untuk mengentaskan kemiskinan yang merupakan awal lahirnya radikalisme dan ekstremisme,” ucap Presiden Jokowi.
“Dengan cara itu, NU bisa berperan besar dalam mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamin,” dia menambahkan.
Tolikara
Terkait insiden yang terjadi di Desa Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua, Presiden Jokowi mengajak seluruh peserta Muktamar ke-33 NU untuk koreksi diri akan pentingnya membangun komunikasi yang lebih baik antarumat beragama di Indonesia.
Menurut dia, kerukunan dalam kehidupan beragama yang sudah terbina di Indonesia tidak boleh dinodai oleh sikap segelintir orang.
“Kita harus tingkatkan komunikasi dengan nilai kegamaan, toleransi, dan musyawarah mufakat,” ujar dia.
“Saya juga yakin Muktamar ke-33 NU ini akan berlangsung damai, sejuk, dan sukses,” Presiden Jokowi menambahkan.
Editor : Eben E. Siadari
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...