Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Kartika Virgianti 17:09 WIB | Jumat, 17 Januari 2014

Jokowi Imbau Masyarakat Tidak Mudah Percaya Pesan Berantai Soal Banjir

Jokowi, Gubernur DKI Jakarta. (Foto: Kartika V.)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengaku prihatin dengan banyak hoax soal banjir. Hoax—berita bohong yang tersebar melalui layanan pesan singkat—membuat panik masyarakat. Ia mengimbau masyarakat hanya mempercayai kabar dari institusi resmi pemerintah.

“Kepada masyarakat agar tidak mudah percaya, ya percaya pada institusi yang resmi,” ucap Jokowi di Balai Kota, dalam konferensi pers usai gowes sepeda bersama Lorenzo, Jumat (17/1).

Pihaknya mengatakan memang sulit untuk mengendalikan informasi yang bohong seperti itu, karena seperti kita ketahui begitu pesatnya teknologi informasi belakangan ini, di mana hampir semua orang menggunakannya, misalnya sebut saja layanan blackberry messenger, whatsapp, SMS, dan lain sebagainya.

“Kita ini kan pada posisi suasana banjir, banyak orang menyampaikan kabar bohong kasian masyarakat, terutanma yang jadi korban banjir,” keluh Jokowi.  

Terkait dengan informasi dari Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta yang menyampaikan Pintu Air Katulampa hari ini telah memasuki Siaga 2, Jokowi mengaku sudah mengetahui informasi tersebut. Namun mengenai teknis di lapangannya, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada BPBD DKI Jakarta.

Ahok: Pesan Berantai Kejam

Dua hari sebelumnya, Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnam sudah menyampaikan juga tentang pesan berantai tersebut. menyatakan pesan berantai (broadcast message) yang menyebutkan Jakarta memasuki status siaga satu banjir itu tidak benar sama sekali. 

"Broadcast message (BM) itu sama sekali tidak benar. Bohong. Jangan dipercaya," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (15/1). 

Selain tidak benar, pria yang akrab disapa Ahok itu pun menilai pihak yang menyebarkan pesan tersebut kejam dan tidak bertanggung jawab. 

"Kejam sekali orang yang menyebarluaskan berita tidak benar itu. Tidak bertanggung jawab sama sekali. Buat warga Jakarta panik saja," ujar Ahok. 

Bukan hanya Ahok, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta juga membantah secara tegas kebenaran dari pesan berantai tersebut. 

"Pesan itu cuma isu miring. Jelas sekali tidak benar. Penetapan siaga satu tidak bisa sembarangan. Harus dilihat berdasarkan ketinggian air di pintu-pintu air," tutur Kepala Seksi Pengendalian BPBD DKI Basuki Rakhmat. 

Selain itu, dia mengungkapkan bahwa pesan tersebut jelas merupakan kebohongan karena tanggul adalah tembok pembatas air sehingga tidak dapat dibuka atau ditutup. 

"Di dalam pesan itu disebutkan bahwa Tanggul Ciliwung akan dibuka. Tidak mungkin tanggul dibuka karena itu tembok. Jadi, sudah jelas pesan itu bohong," ungkap Basuki. 

Pada pagi hari ini, sempat beredar pesan berantai yang menyebutkan Jakarta memasuki siaga satu banjir sehingga warga diminta untuk bersiap-siap. 

"Pagi ini pemprov DKI Jakarta, sesuai instruksi bpk AHOK, meminta maaf kpd warga Jakarta, karena tanggul ciliwung pagi ini tgl 15 Januari 2013 pukul 9.30, terpaksa dibuka kembali, karena sudah tidak kuat menahan tekanan air yang datang dari arah bandung & bogor. Mohon warga jakarta untuk segera siaga 1. Air akan datang sekita 4 jam stlh tanggul dibuka. Ini dilakukan pemprov untk menanggulangi agar banjir tidak semakin ber-larut2. Warga jakarta yang berada daerah thamrin, sudirman, pengadegan, gatot subroto, dan daerah sekitarnya, mohon untk segera cari posko aman, mohon yang sudah terima pesan ini, langsung infokan ke saudara2 yang lain agar lebih siaga, terima kasih."

Setelah dikonfirmasi langsung kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dia segera membantah pesan tersebut melalui BlackBerry Messenger (BM). 

"Broadcast message yg menyebutkan thamrin-sudirman akan banjir krn tanggul dibuka adalah tidak benar. Mohon jgn menyebarkan BM tsb."

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home