Jokowi: Indonesia Tidak Akan Ekspor Bahan Mentah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendorong program hilirisasi industri dengan mengurangi ekspor bahan mentah atau raw material. Kebijakan tersebut diambil guna meningkatkan nilai tambah di sektor industri.
“Kita ingin nilai tambah, kita ingin added value, kita ingin ciptakan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya dan itu sekarang mulai disadari oleh negara-negara lain,” kata Jokowi saat berpidato dalam acara Kompas 100 CEO Forum 2021 di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis (18/11).
Saat pertemuan Group of Twenty (G20) di Roma Oktober lalu, Presiden mengatakan bahwa beberapa negara banyak menyampaikan opininya mengenai kebijakan pemerintah untuk mengurangi ekspor nikel. Presiden kemudian menawarkan opsi untuk melakukan kerja sama barang setengah jadi atau barang jadi.
“Kerja sama setengah jadi di Indonesia enggak apa-apa, nanti setengah jadi dikirim ke negaramu jadikan barang jadi, enggak apa-apa, kok, kita terbuka. Tapi bikin di sini, investasi di sini. Jadi kita tidak menutup diri, kita terbuka. Tapi kalau kita suruh kirim bahan mentah terus, ndak, ndak, ndak. Jangan berpikir Indonesia akan kirim bahan mentah,” tambahnya.
“Pilihannya hanya itu saja. Silakan mau investasi sendiri, bisa, mau dengan swasta, silakan, mau dengan BUMN silakan, kita terbuka,” katanya.
Presiden menjelaskan, melalui strategi hilirisasi, defisit neraca perdagangan dengan China juga mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Jokowi meyakini Indonesia mampu mengalami surplus perdagangan atas China pada tahun 2022.
“Ini dari mana? Ini turun? Dari besi baja, dari nikel yang jadi barang itu. Di tahun 2021 sampai Oktober ini tinggal minus USD 1,5 miliar. Nanti tahun depan 2022, saya yakin kita sudah plus, sudah surplus perdagangan kita dengan RRT (China). Saya yakin itu,” jelasnya.
Selain hilirisasi dan industrialisasi, Presiden juga menegaskan pentingnya pengintegrasian bahan mentah. Apabila nanti terintegrasi, Presiden meyakini Indonesia akan mampu membuat barang jadi dengan bahan mentah milik sendiri.
“Mau mobil listrik, electric vehicle (EV) semuanya dari kita, dan barang-barang yang lainnya. Rare earth itu untuk semikonduktor. Semuanya dari sini, mau tidak mau orang akan datang untuk membangun,” katanya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Menteri Investasi/Kepala BPKM, Bahlil Lahadalia, dan CEO Kompas Gramedia Group, Lilik Oetama.
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...