Singapura Tidak Bayar Tagihan Medis Orang Yang Tidak Divaksinasi
RI dan Singapura bahas perjalanan orang kedua negara yang sudah divaksin.
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM-Singapura mulai bulan depan akan berhenti membayar tagihan medis virus corona dari mereka yang tidak divaksinasi karena pilihan mereka, kata para pejabat. Pernyataan itu keluar, ketika sistem perawatan kesehatan negara kota itu berada di bawah tekanan akibat pandemi COVID-19.
Negara kecil itu mengalami gelombang COVID-19 terburuk sejak awal pandemi, melaporkan sekitar 2.000-3.000 kasus per hari dan beberapa kematian.
Pemerintah selalu menanggung tagihan medis semua warga Singapura dan penduduk lain dalam kategori tertentu yang terinfeksi virus, kecuali mereka yang dites positif segera setelah kembali dari luar negeri.
Tetapi mulai 8 Desember, pihak berwenang akan mulai menagih pasien COVID-19 yang tidak divaksinasi karena pilihan mereka, kata kementerian kesehatan, hari Senin (15/11).
“Orang yang tidak divaksinasi merupakan mayoritas yang cukup besar dari mereka yang membutuhkan perawatan rawat inap intensif, dan secara tidak proporsional berkontribusi pada tekanan pada sumber daya perawatan kesehatan kita,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan dikutip AFP.
Mereka yang terkena dampak masih dapat menggunakan pengaturan pembiayaan reguler untuk menutupi biaya, seperti asuransi swasta.
Tagihan untuk mereka yang tidak memenuhi syarat untuk vaksinasi, seperti anak di bawah 12 tahun atau mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, akan tetap dibayar penuh.
Singapura memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, dengan 85 persen dari 5,5 juta penduduknya diinokulasi penuh.
Singapura menghadapi wabah yang ringan menurut standar global, dan hanya menghadapi gelombang virus yang substansial dalam beberapa bulan terakhir setelah terkena varian Delta.
Perjalanan Orang Divaksin dengan Indonesia
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsud, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, di Singapura pada hari Selasa (16/11) untuk pembicaraan tentang pembukaan jalur perjalanan antara dua negara tetangga di Asia Tenggara.
Pertemuan menindaklanjuti pengumuman Singapura pada hari Senin bahwa mereka akan memperpanjang skema jalur perjalanan orang yang sudah divaksinasi dengan Indonesia, India, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Indonesia dan Singapura telah sepakat untuk membahas pengaturan jalur perjalanan yang divaksinasi berdasarkan timbal balik dan untuk mengerjakan perincian lebih lanjut tentang jalur perjalanan vaksinasi sepihak yang akan diluncurkan Singapura pada 29 November untuk pelancong Indonesia pada suatu titik, antara Jakarta dan Singapura.
“Menlu Singapura menyampaikan bahwa jalur perjalanan vaksinasi sepihak yang diterapkan Singapura (ke Indonesia) didasarkan pada kepercayaan, situasi COVID-19 yang membaik di Indonesia, dan tingkat vaksinasi yang tinggi,” kata Marsudi dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan mereka.
Kedua menteri luar negeri juga mengadakan pembicaraan tentang pembentukan perjalanan yang aman antara Singapura dan pulau resor Bintan di Indonesia, yang hanya berjarak sekitar satu jam dari Singapura dengan naik feri.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...