Jokowi: KPK Perlu Ribuan Penyidik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Calon presiden nomor urut 2 Joko Widodo menyatakan Komisi Pemberantasan Korupsi masih membutuhkan ribuan penyidik untuk memerangi korupsi.
"Saya kira ribuan (penyidik) perlu ditambahkan agar kekuatan KPK sebagai institusi yang betul-betul begitu kuat ke depan. Kami sudah menyampaikan, kami sangat menghargai dan mengapresiasi apa yang sudah dikerjakan KPK selama ini," kata Jokowi setelah klarifikasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di gedung KPK di Jakarta pada Kamis (26/6).
Dia mengatakan penguatan KPK itu dibutuhkan apalagi karena potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kami Jokowi-JK sangat mengapresiasi KPK selama ini, yang kedua kami ingin menyampaikan mengenai dukungan kami kepada KPK ke depan. Ke depan KPK ini perlu diperkuat, anggaran perlu ditambah. Kalau ekonomi kita bagus bisa sampai 10 kali lipat," kata Jokowi.
Penguatan KPK itu, katanya, juga diperlukan untuk mengantisipasi sejumlah kebocoran anggaran di Indonesia.
Pada Rabu (25/6), pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa telah melakukan verifikasi laporan harta kekayaan mereka ke KPK.
Kedua pasangan kandidat tersebut diterima tiga pimpinan KPK, yaitu Abraham Samad, Bambang Widjojanto, dan Adnan Pandu Praja, selanjutnya mereka melakukan klarifikasi kepada tiga tim LHKPN KPK.
Mereka juga diberikan makan siang berupa nasi dalam kotak oleh KPK.
Berdasarkan LHKPN milik Jokowi pada 2010, harta miliki Gubernur DKI Jakarta tersebut pada 28 Februari 2010 berjumlah 18,47 miliar rupiah dan 9.483 dolar Amerika Serikat.
Pasangannya, Jusuf Kalla, berdasarkan laporan per 16 November 2009 adalah 314,51 miliar rupiah dan 25.718 dolar Amerika Serikat.
Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto selaku mantan Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI terakhir melaporkan LHKPN-nya pada 23 Juli 2003, yaitu sebesar 10,65 miliar rupiah dan 4.216 dolar Amerika Serikat.
Tapi Prabowo saat menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri tertanggal 18 Mei 2009, hartanya bernilai 1,57 triliun rupiah dan 7,5 juta dolar Amerika Serikat. Perinciannya, bagian terbesar bersumber dari surat berharga yang nilainya 1,5 triliun rupiah.
Harta mantan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa tercatat senilai 16,95 miliar rupiah dan 56.936 dolar Amerika Serikat, berdasarkan laporan pada 27 Juli 2012. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...