Jokowi Lebih Dikenal sebagai Gubernur DKI, Ketimbang Partainya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Calon Presiden (capres) PDI P Joko Widodo (Jokowi) lebih dikenal sebagai Gubernur DKI ketimbang partainya. Hal ini disebutkan Peneliti Senior LIPI Siti Zuhro dalam diskusi ‘Membaca Peta Koalisi Pilpres 2014’ di Ma’arif Intistute Jakarta pada Kamis (1/5).
Dia mengamati hal itu mengakibatkan Jokowi effect tidak mendongkrak PDI P lolos presidential threshold sehingga mengagetkan banyak orang.
“Di luar itu kita bisa berharap Pak Jokowi berdampak luar biasa. Pak Jokowi ini lebih dikenal sebagai Gubernur. Saya termasuk orang yang tidak 100 persen melihat Jokowi effect waktu Pemilu legislatif.
Disebutkan Siti Zuhro bahwa pemilihan presiden (pilpres) itu khas sekali. “Yang dipilih bukan partai. Yang dipilih adalah sosok yang bersangkutan. Sosok tadi harus melintasi wilayah yang tidak terbatasi isu SARA dan politik aliran. Bahkan tidak terbebani atau terjegal oleh isu-isu yang terbatasi partai politik.”
Siti Zuhro juga menyebutkan pentingnya sumbangan suara ibu-ibu dalam pilpres. Suara ibu-ibu dia perkirakan total suaranya 40 persen dari total penduduk yang di pilpres sebelumnya berhasil mengantar SBY ke kursi kepresidenan.
Selain itu dia juga berpendapat pemilih muda yang berjumlah 53 juta atau sekitar 30 persen dari total jumlah pemilih mempunyai kekuatan signifikan. Juga suara kelompok akar rumput. “Menurut saya modal dasarnya adalah populisme.”
Para capres seperti Prabowo maupun Jokowi sangat ditentukan ketika dapat meraih suara dari ibu-ibu, pemilih muda, dan kelompok akar rumput.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...