Jokowi Melepas Ekspor Senilai Rp 23,75 Triliun
Presiden: Jangan berpuas diri, potensi ekspor Indonesia jauh lebih besar.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Joko Widodo melepas ekspor produk-produk Indonesia yang bernilai tambah serta berdaya saing ke pasar global dengan total nilai US$1,64 milyar atau setara Rp 23,75 triliun. Acara pelepasan ekspor tersebut dilakukan secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, hari Jumat (4/12).
Jokowi menegaskan bahwa salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional adalah meningkatkan nilai ekspor. Ekspor membantu pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, menghasilkan devisa, dan mengurangi defisit transaksi berjalan.
Dalam situasi pandemi, perekonomian global lesu, dan pasar ekspor juga menurun. “Namun, kita tidak boleh menyerah, kita harus melihat lebih jeli peluang pasar ekspor yang masih terbuka lebar di negara-negara yang juga sekarang ini sedang mengalami pandemi," katanya.
Ekspor Indonesia periode Januari hingga Oktober 2020 lalu menggembirakan, yakni mengalami surplus sebesar US$ 17,07 miliar. Tapi Jokowi meminta tak cepat berpuas diri dengan capaian tersebut, karena potensi ekspor Indonesia masih jauh lebih besar dari nilai tersebut.
Dia mencontohkan ekspor komoditas kopi Indonesia tahun 2019 lalu menempati peringkat kesembilan dunia di belakang sejumlah negara seperti Brazil, Swiss, Jerman, Kolombia, bahkan Vietnam. Padahal, di saat bersamaan, Indonesia tercatat sebagai negara produsen kopi terbesar nomor empat dunia.
Potret kinerja ekspor komoditas kopi tersebut sejalan dengan kinerja ekspor sejumlah komoditas lainnya seperti garmen, kayu ringan, hingga perikanan. "Saya melihat ketertinggalan tidak harus membuat kita pesimistis. Tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan dan pembenahan. Diperlukan reformasi besar-besaran pada ekosistem berusaha bagi eksportir kita," kata Jokowi.
Presiden mengingatkan, satu per satu persoalan yang menghambat kinerja ekspor Indonesia harus rutin dicermati dan dicarikan solusinya. Regulasi yang rumit serta prosedur birokrasi yang menghambat juga harus segera dipangkas.
Jokowi minta atase perdagangan harus mampu menjadi market agent dan melakukan market intelligence.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...