Jokowi: Pemulihan Dunia Kerja Harus Berorientasi pada Manusia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memproyeksikan tingkat pengangguran global pada tahun 2022 bisa mencapai 207 juta orang, jauh meningkat dibandingkan tahun 2019. Sementara itu, laju pemulihan kesehatan dan ekonomi sangat beragam antarnegara dan kawasan akibat perbedaan tingkat vaksinasi dan stimulus fiskal.
“Oleh karena itu, saya sangat mendukung arah pemulihan dunia kerja harus berorientasi pada manusia. Perlu keseriusan untuk menjalankan Global Call to Action for a Human-Centred Recovery,” kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya secara virtual pada ILO Global Forum for a Human-Centred Recovery from the COVID-19, di Istana Merdeka, pada hari Selasa, 22 Februari 2022.
Jokowi menyebutkan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang aman, yaitu dengan menggencarkan program vaksinasi COVID-19 bagi para tenaga kerja dan keluarganya.
“Upaya vaksinasi untuk tenaga kerja dan keluarga harus terus kita gencarkan, baik yang bekerja di sektor formal maupun informal. Di Indonesia, vaksin kita berikan secara gratis kepada seluruh penduduk termasuk kepada para pekerja,” katanya.
Penguatan perlindungan sosial bagi para pekerja yang terkena dampak pandemi penting untuk dilakukan. Sebanyak 4,14 miliar orang atau 53,1 persen penduduk dunia tidak memiliki perlindungan sosial.
“Di Indonesia, perlindungan sosial merupakan bagian penting dari program pemulihan ekonomi nasional, termasuk di antaranya Program Keluarga Harapan, kartu sembako, bansos tunai, hingga subsidi listrik. Setidaknya Rp 186,64 triliun telah kami alokasikan untuk perlindungan sosial,” kata Jokowi.
Dijelaskan pentingnya kerja sama dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru. Keberpihakan dan inovasi sangat diperlukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak. “Perbaikan iklim investasi yang pro-people perlu terus dijalankan termasuk di sektor ekonomi hijau yang berkelanjutan.”
Jokowi menekankan pentingnya memperkuat daya saing pekerja dalam menghadapi tantangan dunia pada masa mendatang, salah satunya melalui pendidikan literasi digital. “Reskilling dan upskilling harus terus-menerus kita lakukan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta. Pendidikan literasi digital harus menjadi prioritas agar pekerja kita bisa bertahan di tengah gelombang transformasi digital.”
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...