Jokowi Perintahkan Harga Bawang Turun ke Bawah Rp 25.000
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sujono, mengatakan pemerintah melakukan pasar murah untuk menstabilisasikan harga bawang merah di pasaran.
Spundik berharap dengan dilakukan operasi pasar ini para pedagang di tingkat Pasar Induk menjual bawang merah dengan harga terjangkau.
"Pertama, dengan memasuki bulan Ramadan, saya tentu mengimbau kepada semua teman-teman pedagang baik dari hulu hingga hilir untuk bisa membantu saudara kita menjual pangan dengan harga murah dan terjangkau," kata Spudnik kepada satuharapan.com sebelum dimulainya acara bertemakan "Produksi Petani untuk Pemenuhan Pasar dalam Upaya Stabilisasi Harga" di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, hari Senin (16/5).
"Bukan berarti enggak untung, semua ada untung tapi dengan wajar," dia menambahkan.
Menurut dia, operasi pasar tahap pertama ini akan didistribusikan ke sejumlah Pasar Induk di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bandung.
Dia merincikan, 10 truk untuk Pasar Induk Cibitung, 10 truk untuk Pasar Induk Tanah Tinggi, 20 truk untuk Pasar Induk Kramat Jati, 15 truk untuk Pasar Induk di Banten dan 15 truk untuk Pasar Induk di Bandung.
"Ini operasi tahap pertama, per hari 70 truk setara 420 ton perhari dan sebulan 12.600 ton targetnya," katanya.
Di Bawah Rp 25.000 Per Kilogram
Spudnik menjelaskan operasi pasar murah ini merupakan tindak lanjut dari perintah Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) yang menginstruksikan agar selama Ramadan semua harga barang pangan turun, termasuk bawang merah.
"Pak Presiden dalam rakortas harapkan harga bawang (merah) di bawah Rp 25.000. Hari ini penyerahan simbolis Menteri dari Kementerian Pertanian kepada Bulog untuk pasar murah," katanya.
"Kita berharap ada komitmen dari pedagang untuk menjual bawang merah Rp 25.000 per kilogram, karena kita dari petani Rp 20.000 per kilogram. Kita jual Rp 22.000 per kilogram kita kasih," dia menegaskan.
Dia meyakini dengan operasi pasar ini maka harga bawang merah di pasaran akan turun dan masyarakat mendapatkan harga murah.
"Kita turunkan 10 truk saja pasti sudah turun harga (bawang merah). Kalau kita enggak intervensi maka harga lepas (tinggi)," katanya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Srie Agustina mengatakan operasi pasar murah ini harus didukung karena Bulog hadir sebagai perwujudan dari pemerintah untuk menstabilisasikan harga bawang merah di pasaran.
Menurutnya, Bulog menjadi pedagang baru secara komersil untuk menyeimbangkan harga bawang merah di pasaran.
"Ini operasinya (pasar murah) perlu didukung. Bulog hadir sebagai perwujudan dari pemerintah. Ini (Bulog) mencoba menjadi sebagai akses pedagang baru dari pemerintah sebagai penyeimbang harga," katanya.
Menurut agenda, penyerahan simbolis operasi pasar murah bawang merah dari Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman kepada Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti dimulai pukul 09.00 WIB. Namun hingga pukul 11.30 WIB acara belum juga dimulai karena masih menunggu kedatangan menteri dan sejumlah truk bawang merah.
Pada saat ini, sebanyak 20 truk sudah tiba di gudang Bulog. Bawang merah didatangkan langsung dari beberapa sentra bawang merah di antaranya dari Bima, Cirebon, Brebes, Kendal, Majalengka, Garut, Demak, Nganjuk, Malang dan Enrekang Sulawesi Selatan.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...