Loading...
EKONOMI
Penulis: Bob H. Simbolon 15:51 WIB | Selasa, 16 Agustus 2016

Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi di APBN 2017 Sebesar 5,3 Persen

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberi salam kemerdekaan usai memberikan pidato kenegaraan di hadapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam sidang tahunan yang digelar di gedung Nusantara DPR Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (16/8). Presiden Joko Widodo menyampaikan tiga hal yang fokus untuk dilakukan oleh pemerintah di antaranya mengentaskan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial. (Foto-foto: Dedy Istanto).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2017 sebesar 5,3 persen.

Presiden Joko Widodo mengatakan asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada APBN tahun 2017 didorong oleh prospek perekonomian global yang diperkirakan akan membaik.

" Meskipun pertumbuhan ekonomi global akan membaik, kami harus bekerja keras menghadapi ketidakpastian yang bersumber dari perlambatan ekonomi di berbagai negara berkembang, serta prospek pemulihan ekonomi negara-negara maju yang belum sesuai harapan," kata Jokowi dalam Rapat Paripurna mengantarkan Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun Anggaran 2017 di Gedung Paripurna I, Senayan, Jakarta pada hari Selasa (16/8). 

Jokowi mengatakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2017 implementasi paket kebijakan ekonomi I sampai dengan XII diharapkan menjadi stimulus. Pertumbuhan ekonomi diharapkan lebih adil dan merata di seluruh Indonesia, khususnya melalui keberlanjutan pembangunan infrastruktur.

Selain itu asumsi lain penyusunan APBN 2017 adalah laju inflasi tahun 2017 yang diperkirakan berada pada kisaran 4,0 persen.

Menurut Presiden, penguatan konektivitas nasional diproyeksikan mampu menciptakan efisiensi sistem logistik nasional sehingga hal ini dapat mendukung terciptanya stabilitas harga komoditas.

“Sebagai komitmen pengendalian inflasi, Pemerintah juga menyediakan dana cadangan untuk menjaga ketahanan pangan serta stabilisasi harga. Alokasi dana tersebut antara lain akan digunakan untuk kebijakan subsidi pangan, program ketahanan pangan seperti penyelenggaraan operasi pasar, serta penyediaan beras untuk rakyat miskin,” jelas Presiden.

Ketiga, nilai tukar rupiah diperkirakan sebesar Rp13.300 per dolar Amerika Serikat.

Presiden menjelaskan, upaya penguatan di sektor keuangan dibangun oleh Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Kerangka pendalaman pasar keuangan ini diharapkan dapat mempengaruhi arus modal masuk ke pasar keuangan Indonesia serta dapat mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Keempat, rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan, pada tahun 2017 diasumsikan berada pada tingkat 5,3 persen.

Kelima, asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia diperkirakan sebesar 45 dolar Amerika Serikat per barel.

“Peningkatan kebutuhan energi dalam rangka pemulihan ekonomi global menjadi faktor yang mempengaruhi harga minyak pada tahun 2017,” tutur Presiden.

Keenam, volume minyak dan gas bumi yang siap dijual selama tahun 2017 diperkirakan mencapai 1,93 juta barel setara minyak per hari, yang terdiri dari produksi minyak bumi sebesar 780 ribu barel per hari dan gas bumi sekitar 1,15 juta barel setara minyak per hari.

Presiden menegaskan, bahwa asumsi dasar ekonomi makro yang ditetapkan tersebut mencerminkan kondisi perekonomian terkini serta memperhatikan proyeksi perekonomian mendatang sehingga diharapkan akan lebih realistis dan kredibel.

Jokowi menambahkan pemerintah juga menyediakan dana cadangan untuk menjaga ketahanan pangan serta stabilisasi harga. 

"Alokasi dana tersebut antara lain akan digunakan untuk kebijakan subsidi pangan, program ketahanan pangan seperti penyelenggaraan operasi pasar, serta penyediaan beras untuk rakyat miskin," kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home