Jokowi Pimpin Sidang Pleno Pertama KTT Asia-Afrika
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo, memimpin sidang pleno pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika bersama- sama dengan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, dan diikuti oleh seluruh kepala negara dan kepala pemerintahan yang hadir di Jakarta Convention Centre, Rabu (22/4) pagi.
"Saya berterima kasih pada Presiden Zimbabwe, yang bersedia memimpin sesi (bersama saya-red), berikutnya ada kepala negara lain yang pimpin sesi, pernyataan (masing-masing kepala negara dalam setiap sesi) tidak melebihi lima menit, sehingga kita bisa selesaikan setiap sesi tepat waktu," kata Presiden saat membuka sidang pleno pertama.
Dalam pleno sesi pertama, didengarkan laporan hasil pertemuan pejabat senior dan pejabat tingkat menteri yang sudah berlangsung beberapa hari lalu. Laporan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi. Setelah itu juga didengarkan laporan hasil pertemuan bisnis Asia Afrika yang disampaikan oleh Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto.
Presiden Joko Widodo, kemudian mempersilahkan Presiden Zimbabwe untuk menyampaikan pandangannya kemudian disusul oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping, dilanjutkan oleh Raja Jornadia Abdullah II.
Sejumlah pemimpin pemerintahan dan kepala negara yang hadir antara lain, PM Jepang Shinzo Abe, Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, Raja Jordania Abdullah II, PM Bangladesh Sheikh Hasina, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak dan PM Singapura Lee Hsien Loong.
Presiden Joko Widodo Rabu (22/4) pagi , menyambut kedatangan para Kepala Negara yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta Convention Hall.
Para kepala negara yang datang secara bergelombang sejak pukul 08.30 WIB, disambut oleh Presiden Joko Widodo, yang menunggu di lokasi kedatangan untuk kemudian menuju ruang sidang bersama-sama.
Tampak hadir dan disambut oleh Presiden antara lain, Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri Palestina Rami Al Hamdallah, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Raja Jordania Abdullah II, Presiden Iran Hassan Rouhani dan PM Thailand Prayut Chan o cha.
Sebelumnya dalam wawancara khusus Antara dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Senin (20/4), Presiden memiliki pandangan, melalui perhelatan yang berlangsung 10 tahun sekali ini, maka jangan hanya sekadar melakukan sesuatu yang bersifat seremonial, namun juga harus memberikan arti.
Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika, yang berlangsung pertengahan April 2015 diharapkan tidak hanya sekadar menjadi memorabilia peristiwa yang terjadi di Bandung 1955 lalu, namun juga diharapkan bisa kembali menyuarakan kepentingan negara-negara di kawasan Asia Afrika terhadap arsitektur politik internasional yang lebih baik.(Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...