Jokowi Presiden RI, Kemenangan bagi Seluruh Rakyat
SATUHARAPAN.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) hari Selasa (22/7) ini telah mengumumkan perolehan suara pemilihan presiden yang berlangsung 9 Juli lalu. KPU menyatakan bahwa 180.000.000 warga yang mempunyai hak pilih menggunakan hak mereka, dengan suara sah sebanyak 133.574.277 suara.
Berdasarkan keputusan KPU pasangan nomor urut 1, Prabowo Subianto – Hatta Rajasa, memperoleh 62.576.44 suara atau 46,85 persen, dan pasangan nomor urut 2, Joko Widodo – Jusuf Kalla, memperoleh 70.997.833 suara atau 53,15 persen. Dengan selisih perolehan suara sebanyak 8.421.369 suara, pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla memenangi pemilihan presiden ini.
Jika keputusan KPU ini tidak ada masalah dan gugatan dalam tiga hari kedepan, dan yang hasilnya bisa mengubah perolehan suara secara signifikan, maka bisa dipasitikan Joko Widodo akan menjadi Presiden Indonesia untuk periode 2014 – 2019 dan didampingi oleh Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden Indonesia. Namun demikian diharapkan bahwa keputusan KPU ini bisa diterima oleh para kandidat dan juga seluruh rakyat Indonesia. Meskipun sempat keluar pernyataan dari pihak calon presiden Prabowo Subianto yang menarik diri dari proses pilpres selanjutnya.
Ada beberapa hal yang menarik dicatat dalam pemilihan presiden kali ini yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk yang cukup besar dan mampu menjalankan demokrasi dengan lebih baik. Indonesia yang berpenduduk sekitar 240 juta dengan keberagaman yang tinggi dalam keyakinan, etnis dan budaya, mampu menjalankan demokrasi dengan makin berkualitas.
Di sisi lain, di antara negara-negara di dunia, Indonesia bisa menempatkan diri bukan hanya sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, tetapi juga negara dengan mayoritas Muslim yang yang sekaligus mampu menjalankan demokrasi dengan baik. Hal ini mencerminkan suatu sikap yang makin menghargai hak asasi manusia, dan cita-cita bersama, bukan didasarkan pada dominasi.
Yang terpenting bahwa pemilihan presiden kali ini menampilkan budaya demokrasi yang lebih baik. Partisipasi warga dalam pemilihan presiden cukup tinggi, yaitu sekitar 75 persen, satu angka yang tidak mudah diperoleh bahkan oleh negara-negara dengan tradisi demokrasi yang jauh lebih panjang daripada Indonesia.
Meskipun dalam kampanye dan persaingan di antara kandidat muncul praktik-praktik politik identitas yang mengaduk-aduk sentimen perbedaan keyakinan dan etnis, pilpres kali ini menunjukkan bahwa kepentingan bersama sebagai satu bangsa tetap menunjukkan cerminan kehendak rakyat.
Demikian juga dengan kampanye hitam yang marak beredar dan menimbulkan kekhawatiran. Meskipun kampanye hitam, dan juga politik identitas yang potensial menimbulkan polarisasi di dalam masyarakat, dan memberi pengaruh pada pilihan rakyat untuk menentukan presiden, kearifan rakyat Indonesia makin teruji. Rakyat memilih dengan lebih rasional, menggunakan informasi yang beredar dengan lebih bijak, sehingga tidak terpengaruh oleh provokasi.
Kampanye hitam, dan cara-cara yang tidak fair memang berpengaruh, namun tampaknya lebih banyak warga bangsa yang berfikir lebih bijak untuk mengambil tanggung jawab dalam nenentukan pemimpin yang akan memikul amanat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Dengan keputusan KPU ini, kita berharap semua komponen bangsa mengambil sikap yang makin mengokohkan posisi Indonesia sebagai negara yang berbhinneka dan berdemokrasi. Proses pilpres dan hasilnya haruslah makin menguatkan kesadaran bahwa kebhinnekaan Indonesia justru menjadi modal yang makin nyata dan kuat untuk kejayaan negara. Dan demokrasi menjadi cara yang kita pilih dengan sadar sebagai jalan terbaik dan damai bagi bangsa ini mengelola pemerintahan, khususnya dalam memilih pemimpin.
Dalam konteks ini, ucapan selamat layak disampaikan kepada seluruh warga bangsa yang makin dewasa, cerdas dan bijak dalam berdemokrasi yang memungkinkan kita untuk mewujudkan cita-cita keadilan dan kesejahteraan. Dan selamat kepada pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk mengemban amanat rakyat selama lima tahun sebagai presiden dan wakil presiden. Rakyat mengharapkan keduanya untuk memerintah dengan adil dan bijak, mewujudkan kesejahteraan bersama dan menegakkan konstitusi.
Untuk pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, yang tidak berhasil memperoleh mandat rakyat untuk lima tahun ke depan, pemilih presiden yang akan datang mungkin masih bisa menjadi peluang. Namun keterlibatannya tidak bisa diabaikan dalam menyumbang bagi bangsa ini untuk tumbuh dalam kedewasaan dan kecerdasan berdemokrasi.
Selamat untuk Indonesia dengan pemerintahan lima tahun ke depan yang dipimpin oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Presiden terpilih adalah presiden bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk mereka yang pada 9 Juli lalu tidak memilih pasangan ini.
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...