Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 09:18 WIB | Senin, 10 November 2014

Jokowi Tertarik Kawinkan Tol Laut - Jalur Sutra RRT

Presiden Joko Widodo (tengah) memperkenalkan Duta besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok merangkap Mongolia, Soegeng Rahardjo (kiri) kepada Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping di Balai Agung Rakyat, Minggu (9/11). Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping itu Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Andi Widjayanto, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menko Prekekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, dan Wakil Ketua DPD GKR Hemas. (Foto: Antara/Rini Utami)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo tertarik untuk mengawinkan konsep tol laut Indonesia dengan gagasan jalur sutra abad ke-21 Tiongkok. Pemerintah kini tengah membahas usulan mempertemukan kedua konsep itu.

"Kalau gagasan Jalur Sutra abad ke-21 Tiongkok kan proyek infrastruktur, pertama jalur darat Trans-Siberia, dari Moskow sampai Shanghai. Kedua, konektivitas maritim dari Afrika sampai India, lompatnya di India, Bangladesh, Myanmar, terus masuk ke Selat Malaka, atau lewat selatan yang masuk lewat Selat Lombok, Selat Sunda, dari situ terus ke utara masuk ke Laut Tingkok Selatan," kata Menteri Sekretaris Kabinet, Andi Wijayanto, di Beijing, Minggu (9/11) malam.

Andi Wijayanto termasuk dalam rombongan Presiden menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pemimpin Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Negara Tirai Bambu itu yang berlangsung 10-11 November.

Menurut Andi, Tiongkok sudah lama mempunyai program Jalan Sutra yang menghubungkan tata niaga dari Eropa-Asia Tengah-Asia Timur melalui darat dan tata niaga dan jalur energi dari Afrika-Asia Selatan-Asia Timur.

Berkaitan dengan agenda Presiden pertemuan puncak Asia Timur atau East Asia Summit di Myanmar pada 12-13 November ini, Jokowi akan memaparkan konsep poros maritim. "Presiden akan menggunakan KTT Asia Timur untuk menjelaskan dengan lengkap komponen-komponen dari poros maritim dunia, jadi di Myanmar," kata Andi.

Forum EAS mewadahi sepuluh negara Asia Tenggara --Indonesia, Myanmar, Vietnam, Brunei, Thailand, Laos, Kamboja, Singapura, Filipina, dan Malaysia-- dengan delapan mitranya yaitu Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, AS, Rusia, Selandia Baru, Australia, dan India.

Sementara itu dalam pertemuan puncak Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Beijing, Tiongkok, Presiden hanya akan menyampaikan mengenai konektivitas maritim atau tol laut.

"Maritime connectivity saja, tol lautnya saja. Tol laut hanya merupakan satu komponen dari komponen-kompenen poros maritim," katanya.

Ia mengatakan, saat Indonesia menjadi tuan rumah APEC pada 2013 salah satu proposal Indonesia memang konektivitas.

Menurut Seskab, dalam tiga tahun akan dikembangkan 24 pelabuhan, empat di antaranya pada 2015. (Ant)

 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home