Jokowi: Tudingan Komunis Adalah Penghinaan
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM - Calon Presiden Joko Widodo mengatakan tudingan komunis dari pihak tertentu yang dialamatkan kepadanya adalah penghinaan yang sudah keterlaluan.
"Banyak kampanye hitam yang menyebarkan berita bohong kepada diri saya. Sejak awal saya diamkan, tapi malah semakin menyebar ke mana-mana," kata Joko Widodo yang capres nomor urut 2 itu, menjawab pertanyaan pers di Bandung, Kamis (3/7).
Pada kesempatan tersebut, Joko Widodo didampingi oleh Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah tim pemenangan.
Menurut Jokowi, panggilan Joko Widodo, dirinya sudah berusaha sabar dengan mendiamkannya, tapi tudingan-tudingan terus bermunculan.
"Sekarang muncul lagi, tudingan komunis. Ini sudah penghinaan dan keterlaluan," kata Jokowi.
Menurut dia, kalau ada relawan yang marah akibat tudingan tersebut, hal itu wajar saja, karena relawan Jokowi-JK jumlahnya jutaan atau puluhan juta, tidak mungkin semuanya bisa menahan sabar.
Jokowi mengaku sudah berkali-kali mengingatkan relawan, agar jika ada perilaku tidak baik dari pihak lain, dibalas dengan kebaikan.
"Saya sudah berkali-kali mengingatkan hal ini kepada relawan," katanya.
Jokowi mengatakan sebagian besar rakyat Indonesia sudah tahu siapa Jokowi, siapa keluarganya, di mana domisilinya.
"Bahwa tudingan komunis itu sama sekali tidak benar," katanya.
Namun, ia menyayangkan adanya media massa yang pemberitaaannya tendensius dan turut memanas-manasi situasi, sehingga wajar kalau ada yang marah.
Unggul Dua Suara Saja Sudah Menang
Selanjutnya terkait hasil survei, Jokowi mengatakan unggul dua suara saja pada perolehan suara, sudah menang.
"Pemilu Presiden 2014, hanya diikuti oleh dua pasangan capres-cawapres, sehingga pasangan yang lebih unggul hanya dua suara sudah menang," kata Joko Widodo.
Menurut Jokowi, survei yang dilakukan lembaga survei terhadap dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, berbeda-berbeda hasilnya.
"Saya memegang semua hasil survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, karena lembaga surveinya banyak dan hasilnya berbeda-beda sehingga hasil survei dari suatu lembaga survei belum bisa menjadi patokan.
Namun yang pasti, kata dia, sampai saat ini hampir semua lembaga survei yang melakukan survei, hasilnya elektabilitas pasangan Jokowi-JK masih lebih tinggi serta masih ada pemilih yang belum menentukan pilihannya.
"Hasil finalnya yang pasti akan ditentukan pada hari pemberian suara, 9 Juli mendatang," kata Jokowi.
Menurut dia, pada 9 Juli tersebut para pemilih akan menggunakan hak pilihnya dan kemudian akan dihitung secara berjenjang oleh KPU.
Ia menegaskan berapa pun perbedaan suaranya, jika perolehan suara pasangan Jokowi-JK lebih tinggi, maka akan menang.
"Kalau ada lembaga survei yang menyebut perbedaannya sekitar enam persen, lebih unggul dua suarapun akan menang," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi mengimbau masyarakat pemilih untuk menggunakan hak pilihnya dan memilih sesuai dengan hati nuraninya," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga mengimbau kepada seluruh penyelenggara pemilu presiden 2014 dari tingkat pusat hingga tingkat terendah di daerah untuk menjaga dan meningkatkan netralitas. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...